Surabaya, Cakrawalanews.co – Di era saat ini, pasar tradisional bukan lagi hanya berfungsi sebagai tempat bertransaksi antara pedagang dan pembeli dan hanya melayani warga sekitar pasar saja, melainkan harus bisa mengembangkan fungsinya gar tidak kalah bersaing dengan keberadaan pasar moderen.
Pasar-pasar tradisional saat ini dituntut untuk bisa mampu bersaing dengan pasar-pasar moderen sehingga keberadaannya tidak akan tergantikan oleh kehadiran pasar-pasar moderen yang hadir lebih memiiki daya saing ketimbang pasar-pasar tradisional.
Atas kondisi tersebut kehadiran pemerintah khususnya pemerintah daerah dalam penataan dan pengelolaan pasar agar tidak kalah bersaing dengan pasar moderen.
Pasar tradisional harus bisa dikelola dan dikembangkan dengan baik namun, tidak mengurangi maupun menghilangkan kearifan-kearifan lokal yang ada di pasar tradisional tersebut.
Pengelolaan pasar dengan cara mengkolaborasikan dengan wisata disebut-sebut sebagai cara yang jitu untuk bisa mengeliatkan pasar tradisional ditengah tekanan pasar-pasar moderen yang ada di kota Denpasar sekitar.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar ada sekitar 295 mini market atau pasar moderen yang beroperasi di kota Denpasar.
Pemerintah kota (Pemkot) Denpasar Provinsi Bali rupanya sudah menerapkan metode mengkolaborasikan pasar tradisional dengan program city tour.
Dengan potensi sekitar 54 pasar yang terdiri dari pasar adat desa dan pasar yang dikelola oleh Perusahaan Daerah (PD), Pemkot Denpasar mencoba mengembangkan potensi-potensi pasar tersebut dengan memasukkan kedalam program city tour.
Kepala dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkot Denpasar Laksmi Saraswati mengatakan bahwa sejak dilakukan revitalisasi mulai tahun 2009 Pemkot Denpasar mulai memasukkan satu persatu pasar kedalam program city tour.
“ Semua pasar yang ada baik dikelola oleh BUMD maupun oleh adat semua kita proyeksikan untuk masuk kedalam program city tour” tutur perempuan berkacamata tersebut kepada para jurnalis kota Surabaya saat melakukan kunjungan kerja ke Pemkot Denpasar (10/02).
Lebih lanjut diutarakan oleh Laksmi, dengan adanya program tersebut Pemkot Denpasar juga menlakukan peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) para pedagang.
“ Kami buatkan semacam program sekolah untuk meningkatkan kualitas SDM pedangang dan pedagang diwajibkan memberikan pelayanan yang sopan dan jika melanggar pedagang diwajibkan untuk melakukan pengakuan dosa “ papar Laksmi.
Selain itu, kebersihan pasar juga menjadi target penting agar pasar mampu terus bersaing dengan pasar tradisonal.
Seperti halnya yang dlakukan oleh Pasar Sindhu, Pasar yang terletak di desa Sanur Denpasar ini mampu tetap eksis ditengah persaingan pasar moderen dengan tetap teguh menjaga kebersihan pasar.
Pengawas Pasar Sindhu Made Sudharta mengatakan, para pedagang yang berjualan dipasar Sindhu tersebut telah berkomitmen untuk terus menjaga kebersihan.
“ Pedagang disini telah berkomitmen untuk terus menjaga kebrsihan pasar disini “ ujarnya.
Lebih lanjut Made mengungkapkan bahwa, skema yang dilakukan untuk menjaga kebersihan pasar dengan cara melakukan pembersihan sampah pasar dengan durasi waktu antara tiga jam sekali.
“ ya seperti petugas cleaning service ada jam-jam tertentu untuk membersihkan pasar” imbuh Made.
Made juga mengatakan selain itu, pihaknya juga melakukan pen-zona an pedagang, diantaranya ada pedagang perlengkapan upacara adat berada sederet dengan pedagang perlengkapan adat tidak boleh bercampur dengan pedagang lainnya.
“Pedagang Banten (Perlengkapan upacara) tidak boleh bercampur dengan pedagang pakaian. Dan itu menjadi sesuatu yang tidak bisa dilanggar “ paparnya.
Sehingga dengan kondisi pasar yang bersih dan tertata tersebut banyak turis yang datang untuk berbelanja dipasar yang dihuni sekitar 150 pedagang dibagian dalam dan 70 dibagian luar.
“ Setiap hari saya berbelanja disini, harganya murah dan sangat bersih serta makanannya sangat higienis ” ujar Frans Bremer salah satu turis asal negara Belanda yang menjadi pelanggan pasar Sindhu.
Selain turis, pedagang juga merasakan manfaat pasar yang telah mengalami revitalisasi sejak tahun 2009 dengan menhabiskan anggraran sekitar Rp 3,5 miliar.
“ Sangat Bersih dan nyaman serta penghasilan juga meningkat,” ujar Ni Wayan Karni salah satu pedagang.(mn hadi/cn02)