cakrawalanews.co – Madinah bagaikan permadani biru yang dihiasi awan putih, menyapa para peziarah yang baru saja mendarat di Kota Nabi. Di tanah suci ini, aroma sejarah dan spiritualitas tercium di setiap sudutnya, mengantarkan mereka pada sebuah perjalanan penuh makna: menziarahi makam Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Langkah kaki para peziarah menapaki lorong-lorong Masjid Nabawi yang megah. Cahaya lampu kristal berkilauan menerangi kubah hijau yang ikonik, memancarkan aura ketenangan dan kedamaian. Di balik tirai hijau yang menutupi sebuah ruangan kecil di sudut timur masjid, terdapat sebuah peti sederhana terbuat dari kayu jati. Di sanalah bersemayam Rasulullah SAW, sang teladan umat Islam, dikelilingi oleh dua sahabat tercintanya, Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
Mendekati ruangan itu, rasa haru dan khusyuk menyelimuti hati para peziarah. Doa dan salam terucap dengan penuh ketulusan, memohon syafaat dan keberkahan dari Rasulullah SAW. Air mata menetes di pipi, mengantarkan doa-doa yang terpendam di dalam hati. Di ruangan kecil itu, sejarah dan spiritualitas bersatu, mengingatkan kita akan perjuangan Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam dan menuntun umatnya menuju jalan yang benar.
Perjalanan ziarah tak berhenti di situ. Di kompleks pemakaman Baqi’ al-Gharsal, para sahabat Rasulullah SAW juga dimakamkan. Di bawah naungan pohon kurma yang rindang, terdapat deretan batu nisan sederhana menandai tempat peristirahatan terakhir para pembela Islam. Di sana, terdapat makam Abu Talib, paman Rasulullah SAW, Ali bin Abi Talib, sang menantu Nabi, dan Fatimah az-Zahra, putri kesayangannya.
Masing-masing makam menyimpan kisah kepahlawanan dan pengabdian para sahabat dalam menyebarkan Islam. Di makam Umar bin Khattab, para peziarah mengenang ketegasan dan kebijaksanaannya dalam memimpin umat. Di makam Ali bin Abi Talib, mereka belajar tentang ilmu dan kecerdasannya yang luar biasa. Di makam Fatimah az-Zahra, rasa cinta dan kasih sayang seorang ibu tercermin dalam setiap doa yang dipanjatkan.
Ziarah ke makam Rasulullah SAW dan para sahabat bukan sekadar perjalanan wisata religi. Ini adalah perjalanan menelusuri jejak sejarah, menimba ilmu dari para teladan, dan memperkuat keyakinan. Di tanah suci ini, para peziarah diingatkan kembali akan nilai-nilai Islam yang luhur dan terinspirasi untuk meneladani para pendahulu dalam menjalani kehidupan yang penuh makna.
Melalui ziarah ini, para peziarah tak hanya mendapatkan kedamaian dan ketenangan, tetapi juga memperkuat tekad untuk menyebarkan pesan Islam yang penuh kasih sayang dan kedamaian kepada seluruh dunia. Ziarah ke Madinah menjadi pengingat bahwa sejarah Islam tak lekang oleh waktu, dan semangat para sahabat akan terus menginspirasi generasi Muslim di masa depan.
Dengan persiapan yang matang dan sikap yang tulus, ziarah ke makam Rasulullah SAW dan para sahabat di Madinah akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan dan penuh makna. (res)