Cakrawalanews.co – Kratom (Mitragyna speciosa) kian populer sebagai tanaman herbal dengan berbagai manfaat potensial untuk kesehatan. Namun, di balik segudang manfaatnya, kratom juga menyimpan risiko dan efek samping yang perlu diwaspadai.
Penelitian ilmiah tentang kratom masih terbilang baru, dan masih banyak yang belum diketahui tentang efek jangka panjang dan keamanannya. Berikut beberapa risiko dan efek samping yang perlu dipertimbangkan:
Ketergantungan:
Penggunaan kratom jangka panjang, terutama dalam dosis tinggi, dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis. Gejala ketergantungan fisik kratom meliputi sakit kepala, kram otot, gelisah, dan insomnia. Sementara itu, ketergantungan psikologis kratom dapat ditandai dengan keinginan kuat untuk terus menggunakannya, meskipun sudah mengetahui efek sampingnya.
Efek samping gastrointestinal:
Kratom dapat menyebabkan berbagai efek samping gastrointestinal, seperti:
Mual
Muntah
Sembelit
Diare
Kehilangan nafsu makan
Efek samping ini umumnya ringan dan bersifat sementara. Namun, pada beberapa orang, efek samping ini bisa parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Efek samping kardiovaskular:
Kratom dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Hal ini berisiko bagi orang dengan kondisi jantung, seperti hipertensi atau penyakit jantung koroner.
Interaksi obat:
Kratom dapat berinteraksi dengan obat lain, termasuk obat resep dan obat bebas. Interaksi ini dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya, bahkan fatal.
Penting untuk diingat:
Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan kratom, terutama jika Anda sedang hamil, menyusui, atau memiliki kondisi medis tertentu.
Jangan mencampur kratom dengan obat lain, termasuk obat resep dan obat bebas.
Mulailah dengan dosis rendah dan tingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan.
Hentikan penggunaan kratom jika Anda mengalami efek samping yang serius.
Kratom menunjukkan potensi sebagai pengobatan alternatif untuk berbagai kondisi kesehatan. Namun, penting untuk menggunakan kratom dengan aman dan bertanggung jawab. Patuhi pedoman penggunaan yang aman, ikuti dosis yang dianjurkan, dan selalu konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya.(*)