cakrawalanews.co – Di tengah hiruk pikuk dunia modern, banyak orang terjebak dalam siklus kesibukan tanpa henti.
Tuntutan pekerjaan yang tinggi, jam kerja yang panjang, dan budaya kerja yang serba cepat dapat mengantarkan mereka pada jurang kelelahan yang dikenal sebagai burnout.
Burnout bukan sekadar kelelahan biasa, melainkan kondisi stres kronis yang dapat berdampak signifikan pada kesehatan fisik, mental, dan emosional, serta kualitas hidup secara keseluruhan.
Gejala Api yang Memudar:
Burnout bagaikan api yang perlahan padam, menandakan hilangnya semangat dan energi.
Gejalanya pun beragam, mulai dari kelelahan fisik dan mental yang ekstrem, hingga kehilangan minat dan motivasi dalam pekerjaan.
Penderita burnout mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi, membuat keputusan, dan menyelesaikan tugas.
Perubahan suasana hati yang drastis, seperti mudah marah, kesal, atau cemas, juga menjadi ciri khas burnout.
Bahkan, dalam beberapa kasus, burnout dapat memicu perasaan lelah dan putus asa, hingga hilangnya rasa berharga dan harapan.
Gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, insomnia, dan perubahan nafsu makan pun tak jarang menyertai kondisi ini.
Menelusuri Akar Api:
Burnout tidak muncul begitu saja, melainkan dipicu oleh berbagai faktor yang saling terkait.
Tuntutan pekerjaan yang berlebihan, dengan jam kerja panjang dan tenggat waktu yang ketat, menjadi salah satu penyebab utama.
Kurangnya kontrol dan otonomi dalam pekerjaan, serta minimnya dukungan sosial dari rekan kerja, atasan, atau keluarga, juga memperparah kondisi ini.
Kesulitan memisahkan kehidupan pribadi dan profesional, perfeksionisme, dan kepribadian tipe A yang selalu mengejar kesuksesan, turut berkontribusi pada munculnya burnout.
Menemukan Jalan Keluar dari Api:
Burnout bagaikan api yang dapat dipadamkan dan diubah menjadi energi positif.
Menemukan jalan keluar dari kondisi ini membutuhkan langkah-langkah konkret dan usaha berkelanjutan.
Langkah pertama adalah mengidentifikasi pemicu burnout, mengenali faktor-faktor yang menyebabkannya, dan mencari solusi untuk mengubah atau mengelola faktor tersebut.
Komunikasi yang terbuka dengan atasan untuk membahas beban kerja dan mencari solusi bersama dapat membantu meringankan stres.
Menetapkan batasan yang jelas antara kehidupan pribadi dan profesional juga penting untuk mencegah burnout.
Luangkan waktu untuk diri sendiri, lakukan aktivitas yang Anda sukai dan yang membantu Anda rileks dan mengisi ulang energi.
Membangun hubungan yang kuat dengan keluarga, teman, dan kolega dapat memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan.
Jika Anda merasa kewalahan dan tidak dapat mengatasi burnout sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional dari terapis atau psikolog. (res)