cakrawalanews.co – Di tengah keheningan malam yang berselimut kabut tipis, alunan merdu beduk bergema memecah kesunyian. Iramanya yang khas, menandakan datangnya waktu sahur, momen istimewa bagi umat Muslim di bulan Ramadan. Tradisi sahur bukan sekadar ritual makan sebelum berpuasa, tetapi sebuah melodi indah yang membangkitkan semangat dan mempererat rasa persaudaraan di bulan penuh berkah ini.
Sejak fajar menyingsing, anak-anak bersemangat berlari ke masjid, menanti giliran menabuh beduk. Suara mereka yang riang dan penuh semangat berpadu dengan alunan beduk, menciptakan simfoni Ramadan yang tak terlupakan. Di rumah-rumah, aroma masakan khas Ramadan mulai tercium, mengundang seluruh anggota keluarga untuk berkumpul dan menikmati hidangan sahur bersama.
Tradisi sahur tak hanya identik dengan beduk dan hidangan lezat, tetapi juga dengan berbagai keunikan di berbagai daerah di Indonesia. Di beberapa daerah, tradisi membangunkan sahur dilakukan dengan pawai tabur bulir beras, diiringi lantunan takbir dan salawat. Di daerah lain, suara kentongan atau alat musik tradisional lainnya menggema di malam hari, mengantarkan umat Muslim menuju waktu sahur.
Lebih dari sekadar tradisi, sahur memiliki makna spiritual yang mendalam. Momen ini menjadi pengingat bagi umat Muslim untuk mempersiapkan diri sebelum memulai ibadah puasa. Sahur menjadi ajang untuk mengendalikan hawa nafsu, melatih kesabaran, dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Tak hanya itu, tradisi sahur juga menjadi perekat sosial yang memperkuat rasa persaudaraan dan gotong royong di masyarakat. Tetangga saling berbagi hidangan sahur, saling mengingatkan waktu imsyak, dan menciptakan suasana Ramadan yang penuh kehangatan dan kasih sayang.
Di era modernisasi yang kian pesat, tradisi sahur tak kehilangan maknanya. Generasi muda perlu dilestarikan tradisi ini, agar melodi Ramadan yang indah ini terus bergema di Nusantara. Melalui sahur, kita belajar disiplin, melatih kesabaran, dan memperkuat rasa persaudaraan, nilai-nilai luhur yang tak lekang oleh waktu.
Tradisi sahur tak hanya tentang beduk, hidangan lezat, dan keunikan di berbagai daerah. Tradisi ini adalah melodi Ramadan yang membangkitkan semangat, mempererat rasa persaudaraan, dan mengingatkan kita tentang makna puasa yang sesungguhnya. Mari kita jaga dan lestarikan tradisi ini, agar melodi Ramadan terus bergema di hati dan jiwa umat Muslim di seluruh Nusantara. (res)