Surabaya, cakrawalanews.co – Tak masuknya kota Surabaya dalam daftar Smart City Index (SCI) 2023 versi IMD World Competitiveness l, mendapat respon dari kalangan legislatif.
Wakil ketua DPRD Kota Surabaya, AH Thony bahkan mempertanyakan parameter yang digunakan ntuk menilai kota pahlawan sehingga tak masuk dalam kota smart city.
“Kalau sekarang, ada penilaian tidak memasukkan Surabaya sebagai kota smart city. Justru masyarakat Indonesia akan mempertanyakan objektivitasnya? Menilainya tidak legitimasi,” kata Thony.
Lantas, politisi Gerindra ini pun mempertanyakan parameter kota cerdas? Menurutnya, smart city satu variabel kecerdasan daripada smart information.
“Yakni lingkungan dan semuanya berbasis pada informasi dan komunikasi. Apalagi smart branding,” kata Thony.
Meskupun demikian, AH Thony mengaku tidak terprovokasi dan lebih memilih bersikap dingin.
Bahkan, ia mengaku tidak risau, karena sebelum kota lain menang, kota Pahlawan sudah leading pada fase pertama, melampaui kota lain. Hal ini sudah dibuktikan sekian tahun, mendapatkan berbagai macam penghargaan.
“Sampai Kalpataru 5 kali lebih.” beber Thony.
Ia memaparkan, Surabaya sudah melakukan branding itu, dengan luar biasa. Buktinya, investasi yang masuk kian meningkat, memposisikan Surabaya pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur Nomor 1.
“Pun juga, smart ekonomi mulai dari kegiatan skala besar, sampai kecil berbasis aplikasi berjalan tanpa hambatan. Kemudian smart living, smart society, smart government. Mulai orang baru lahir, sampai meninggal, kini semuanya berbasis aplikasi. Kalau dinilai tidak lagi masuk kategori smart city kan aneh,” tukas AH Thony.