Tegal, Cakrawalanews.co – Untuk mengembangkan potensi usaha pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Tegal Kementerian Koperasi dan UMKM (Kemenkop UMKM) memberikan pelatihan kewirausahaan bagi pemuda, Berbasis Business Plan, Berbasis Manajemen Usaha/Bisnis dan pelatihan Perkoperasian Syariah bagi Koperasi dan Pondok Pesantren.
Pelatihan diikuti BPC. Serikat Nelayan Indonesia (SNI), PD. Muhammadiyah, PC. Nahdlatul Ulama, Koperasi Karya Mina dan sejumlah pelaku usaha UMKM lainnya dengan jumlah 125 peserta terbagi dalam empat kelas. Pelatihan digelar selama 3 hari dari tanggal 3 hingga 5 Juli 2020 bertempat di Riez Hotel Kota Tegal.
Hadir dalam pembukaan pelatihan Kasubdit Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kemenkop UMKM, Ahmad Hafiz, Sekda Kota Tegal Drs. Johardi, MM, Kepala Dinas Koperasi dan UKM DJoko Syukur dan jajaran Forkopimda Kota Tegal.
Deputi SDM KUMKM mengatakan, dipilihnya Kota Tegal sebagai obyek pelatihan karena dinilai telah banyak mengalami perkembangan di bidang ekonomi kreatif dan pariwisata dan masuk dalam zona hijau. “Kota Tegal cukup respronsif terhadap ekonomi kreatif. Banyak produk-produk kreatif dari Kota Tegal bermunculan. Ini bagus. Tapi perlu di branding biar lebih bagus lagi,” kata Hafiz.
Menurut Hafiz dalam ekonomi kreatif berbasis pada komunitas, teknologi informasi, dan anak-anak muda. “Kota memiliki potensi itu semua. Tinggal bagaimana caranya mengeksplore, sehingga bisa terekspos ke luar,” kata Hafiz.
Selain itu, imbuh Hafiz, pelatihan ini tentunya untuk mendorong pelaku UMKM di Tegal terus berkembang dan kreatif. Sehingga produknya bisa dipasarkan ke level nasional atau pun ekspor. “Kami juga dorong mereka percaya diri memasarkan produknya ke level yang lebih tinggi. Misalnya saat ada pameran produk di tingkat nasional atau regional mereka bisa ikut dan kami akan fasilitasi,” ujarnya
Sekda Kota Tegal Drs. Johardi, MM dalam sambutannya mengatakan pada aspek eksistensi usaha kecil dan menengah, pandemi ini telah mengangganggu kinerja usaha terutama yang bergerak dalam sektor perdagangan, transportasi, pariwisata. Dan para pedagang informal seperti PKL yang tidak bisa berdagang karena diberlakukannya pembatasan sosial dan juga transportasi online, ujarnya
Dikatakan, Kota Tegal sebagai kota perdagangan dan jasa yang didominasi oleh keradaan usaha mikro juga terdampak secara serius terutama pada aspek perunan omset penjualan karena penurunan daya beli masyarakat. ” Meskipun begitu ada beberapa faktor yang membuat usaha mikro masih bisa bertahan ditengah wabah covid 19 yaitu usaha mikro yang menghasilkan barang konsumsi dan jasa dekat dengan kebutuhan masyarakat” ungkap Johardi. (Dasuki)