Surabaya, cakrawalanews.co – Menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya mulai, Selasa (6/8) melakukan pemantauan langsung hewan-hewan kurban yang dijual di sejumlah wilayah.
Kabid Peternakan dan Penyuluhan DKPP Surabaya, Meita Irene Wowor, menyampaikan, bahwa pemantauan akan dilaksanakan dari Mulyosari kemudian menyisir ke kawasan lainnya.
Dalam pengawasan lapangan, sedikitnya 10 petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian yang akan diturunkan.
“10 petugas nanti akan menyebar ke daerah lainnya,” terangnya, Senin (5/8).
Meita menyebut, pemantauan ke sejumlah lokasi penjualan hewan kurban dilakukan hingga menjelang Hari Raya Idul Adha, Minggu (11/8).
Ia juga menambahkan dalam sehari sedikitnya ada 4 lokasi yang dipantau.
Mendekati hari H, pemeriksaan hewan-hewan akan dilakukan secara terpadu dengan Persatuan Dokter Hewan Indoneia (PDHI) Jatim.
Berdasarkan data tahun sebelumnya, di Surabaya terdapat lebih dari seratus tempat penjualan hewan qurban.
“Kalau sekarang juga banyak,”sebutnya.
Dikatakan pula olehnya, selain memeriksa kesehatan ternak kurban, para petugas juga akan memeriksa kelayakannya untuk kurban.
Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, penyakit yang diidap hewan kurban tak ada yang fatal.
“Kebanyakan iritasi mata karena debu. Kemudian diare, disebabkan angin atau tempatnya yang berbeda dengan sebelumnya,” papar Meita.
Masih Mieta, untuk hewan kurban yang dijual di Surabaya rata-rata berasal dari sejumlah kota di Jawa Timur, diantaranya dari Probolinggo, Malang, Lamongan, dan Gresik.
Kabid Peternakan ini menyampaikan, bahwa untuk menjaga kebersihan, pihaknya telah melakukan sosialisasi ke para pedagang mengenai lokasi-lokasi yang tak diperkenankan sebagai area penjualan, yakni di fasilitas umum serta di dekat daerah aliran sungai (DAS).
“Tiap tahun kita sampaikan ini, “ ungkapnya
Selama ini, menurutnya, para pedagang mengikuti ketentuan yang ada. Hanya saja, tempat penjualan kadang berubah dari tahun yang lalu.
“Gak bisa terus di situ, soalnya oleh pemilik tanah kan bisa sudah dimanfaatkan untuk yang lain,” paparnya.(hdi/cn02)