Jakarta, cakrawalanews.co. Masyarakat Indonesia dihebohkan informasi melalui media sosial yang menginformasikan bahwa terjadi gelombang panas di Malaysia, Indonesia dan sejumlah negara lainnya.
Kabarnya fenomena ini membuat suhu akan berfluktuasi sampai 40 derajat Celcius dan bisa memicu dehidrasi hingga heat stroke. Dalam informasi tersebut juga disampaikan tentang larangan mengkonsumsi air dingin dan juga merendam kaki atau tangan di air yang dingin.
Terkait kabar yang beredar di sosial media tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam keterangan resminya menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.
Hasil penelusuran tim subdit pengendalian konten internet Kementerian Komunikasi dan Informatika, gelombang panas hanya terjadi di Malaysia dan tidak berdampak ke Indonesia.
Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis. Rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36 derajat Celcius. Equinox, menurut BMKG, bukan merupakan fenomena seperti heat wave di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu udara secara besar dan bertahan lama.
Pantauan secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab atau basah. Beberapa wilayah di Indonesia saat ini sedang memasuki masa transisi atau pancaroba.
Equinox merupakan fenomena astronomi dimana matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun. Biasanya fenomena ini terjadi pada 21 Maret dan 23 September.
Cek fakta: BMKG: Kenaikan suhu tidak perlu dicemaskan, juga soal Badai Victoria
Cek fakta: BMKG imbau masyarakat tidak khawatir fenomena equinox
Cek fakta: Fenomenda biasa, masyarakat diminta BMKG tak khawatir dampak Equinox
Cek fakta: Kenali tanda-tanda dehidrasi
Begitu Tangkapan layar klarifikasi anti hoaks Subdit Pengendalian Kontent Internet Kementerian Komunikasi dan Informatika. (ant/wan)