Jayapura, Cakrawalanews.co – Banjir bandang yang melanda wilayah Jayapura, Papua ternyata juga memutus jalur penghubung perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini (PNG). Jalur penghubung itu kini tidak bisa dilalui kendaraan.
Kapolsek Muara Tami, AKP Piter Kalahatu, Selasa (19/3/2019), mengatakan, luapan air Sungai Tami hingga naik ke jalan membuat jalan tersebut tidak bisa dilewati berbagai kendaraan, termasuk roda empat.
Ia meminta masyarakat untuk sementara waktu tidak melintas di ruas jalan tersebut, baik ke arah Skouw maupun dari Skouw ke Koya, hingga air dalam kondisi surut.
Selain itu, air di Bendungan Tami juga meluap hingga menggenangi sejumlah kawasan, seperti kawasan Koya Tengah. Beberapa ruas jalan di Koya juga dalam kondisi tergenang air. Namun, kata dia, hingga saat ini belum ada laporan rumah warga yang tergenang.
Anggota kepolisian setempat hingga saat ini masih terus memantau keadaan terkait dengan luapan air sungai tersebut di sejumlah wilayah itu.
“Kami masih terus memonitor wilayah karena hujan yang masih mengguyur kawasan Muara Tami,” kata Kalahatu.
Di sisi lain, prajurit TNI dari Yonif PR 328/DGH diterjunkan untuk membantu evakuasi warga yang terjebak banjir akibat meluapnya Sungai Tami, Distrik Muara Tami, Kota Jaypaura, Papua.
Personel satuan tugas pengamanan perbatasan RI-PNG dari Yonif PR 328/DGH, Sertu Andi, bersama rekan-rekannya membantu menyelamatkan beberapa warga di kompleks Koya Karang yang terjebak banjir setinggi 1,5 meter.
“Ada beberapa keluarga yang terjebak banjir sehingga kami dari Satgas Yonif PR 328/DGH bergerak langsung ke lokasi untuk menyelamatkan warga yang masih terjebak banjir, beruntung semuanya dapat diselamatkan,” katanya.
Banjir itu karena meluapnya Sungai Tami akibat curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir. Banjir itu membuat beberapa masyarakat Koya Karang mengungsi sementara waktu ke tempat yang lebih aman.
“Ada sekitar empat rumah di Koya Karang yang terendam air, akibat banjir atau meluapanya air Sungai Tami,” kata Sertu Andi.(ara/ziz)