Surabaya,cakrwalanews.co- Komisi E Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur meminta agar pemerintah provinsi Jatim pro aktif melakukan sosialisasi pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ke masyarakat. Hal ini agar korban DBD di Jatim bisa teratasi dengan cepat dan tepat.
Anggota Komisi E DPRD Jatim, Mohammad alimin ditemui di DPRD Jatim, Selasa (29/1) mengatakan DPRD Jatim prihatin dengan tingginya Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang melanda Jawa Timur yang tembus mencapai 1.634 penderita. “Musibah ini kan terjadi dari tahun ke tahun, seharusnya sosialisasi yang diberikan pemerintah bisa dilakukan lebih cepat,” ujar alimin politisi asal Fraksi Golkar Jatim ini.
Maka itu alimin, meminta agar Dinkes Jatim menggandeng seluruh elemen masyarakat di daerah untuk terlibat pro aktif dalam pencegahan DBD tersebut. ”Harus ada pelibatan langsung masyarakat untuk stop penularan DBD agar KLB (Kondisi Luar Biasa) tidak meluas,” tegasnya.
Tak hanya itu, alimin politisi asal Tulungagung tersebut juga mendesak rumah sakit juga menyediakan ruangan khusus bagi penderita DBD mengingat jenis penyakit tersebut penyakit menular.
Senada Anggota Komisi E DPRD Jatim lainnya, Agus Dono Wibawanto meminta kepada Dinkes Jatim untuk segera memberikan penyuluhan ke masyarakat dengan memperbanyak jumlah relawan Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Mereka harus pro aktif memaparkan cara penanggulangan DBD. Mulai dari tingkat kecamatan, desa hingga lingkungan rumah tanggah dan sekolah. “Ini pola penanggulangan yang harus disosialisasikan. Bagaiamana mengurangi genangan dan membasmi jentik-jentik nyamuk penyebab DBD,” ujarnya.
Pemprov Jatim juga harus memginturksikan semua rumah sakit di Jatim memberikan pelayanan maksimal. Pasalnya, dari data yang diterima DPRD Jatim, jumlah penderita DBD meningkat drastis.
“Anggaran sudah ada dan mekanisme sudah ada. sejak awal mengarahkan ke dinas kesehatan dan artinya pencegahan diutamakan. Semua rumah sakit di Jatim menindaklanjuiti di masyarakat. Jangan sampai mereka masuk di rumah sakit ketersediaan obat dan lainya tidaka ada,” tambahnya.
Seperti diketahui, data dari Dinkes Jatim, jumlah penderita DBD sampai dengan Januari 2019 mencapai 1634 kasus. Jumlah itu meningkat 47 persen dibandingkan tahun 2018 yang hanya 1114 kasus. Sementara itu, data dari Kemenkes menyebutkan, jumlah penderita DBD di Jatim sudah tembus 2 ribu orang. (wan/jn)