Siang itu Bagong sedang makan besar bersama Gareng dan Petruk dibelakang istana Pringgondani yang akan menggelar pesta merayakan dilantiknya Gatot Kaca sebagai raja baru Kerajaan Pringgondani menggantikan Ibunya Dewi Arimbi.
Sedang Lahapnya mereka bertiga makan Ingkung Bebek dan Panggang Ayam tiba – tiba terjadi Keributan di Balerung Istana dimana disana sedang berlangsung Pasebanan Agung dalam rangka persiapan pelantikan yang dipimpin oleh Prabu Kresna raja Ndwarawati dihadiri para Pandawa dan raja – raja sekutu serta para Pembesar Pringgondani.
Suasana menjadi gaduh ketika Raden Braja Musti dg tergopoh masuk ke paseban dan mengabarkan bahwa kakaknya yaitu Braja Denta adik Arimbi yang juga Paman dari Gatotkaca memberontak dan bermaksud mengambil alih Pringgondani menyerang Istana dengan bantuan Durna sengkuni dan Pasukan dari Hastina pura.
Akhirnya Pertempuran tak dapat dihindarkan dan dengan sangat terpaksa Raden Gatotkaca maju ke medan laga karena tidak tega melihat Ibunya Arimbi kewalahan betempur sendirian melawan adiknya sendiri Raden Braja Denta yg sakti mandraguna mewarisi Ilmu Ayahnya prabu Trembaka.
Dengan Bantuan Pamanya yaitu Raden BrajaMusti yang sukmanya masuk ketangan kananya yang juga tahu kelemahan sang Kakak akhirnya Gatotkaca mampu menang dan mengkhiri perlawanan Raden Braja Denta yang kemudian muksa bersamaan dengan sukma Brajamusti masuk ketangan Kiri Gatotkaca.
Raden Gatotkaca duduk bersimpuh menangisi kematian kedua pamanya yang gagah perkasa dan berjiwa ksatria yang rela mati dan muksa dengan berubah menjadi Senjata dan kesaktian yang kemudian masuk kedalam kedua tanganya agar dapat menjadi Penjaga dirinya dan kerajan Pringgondani.
Dari cerita Gatotkaca winisuda diatas dapat diambil hikmah bahwa:
Ketika Kita hendak berbuat dan menjalankan Sebuah kebaikan dalam organisasi ada saja orang yang hasud iri dan dengki yang akan merecoki dan menjadi Penghalang bukan hanya dari luar tapi mungkin itu juga dari orang – orang disekitar kita sendiri seperti Brajadenta yg terhasut oleh Durna dan Sengkuni.
Menjadi Pengurus Organisasi juga harus Teguh dan menepati sumpah janjinya ketika dilantik apapun yang terjadi seperti Brajamusti yang menepati sumpahnya mengabdi dan menjadi Pelindung Gatotkaca selaku raja Pringgondani meski harus mati bertempur berhadapan dengan kakaknya sendiri.
Menjadi pimpinan harus berani, melindungi rakyat, mengambil resiko dan mempertanggung jawabkannya seoerti Gatotkaca yang berani melawan pamannya sendiri karena dia raja yang harus mengayomi rakyatnya dari tindak angkara murka, meski harus membunuh pamannya sendiri.
Jadi Pemimpin dan pengurus organisasi harus berjiwa ksatria dan berani mengakui kesalahanya serta rela berkorban layaknya Brajadenta dan Brajamusti yang rela mati dan muksa bersama menjadi senjata dan pelindung Dengan masuk ketangan kanan kiri Gatotkaca.
Selamat dan Sukses atas Pelantikan bersama Seluruh PR GP Ansor sekecamatan Warureja
Semoga Amanah dan dapat bekerjasama dengan baik dengan seluruh Jajaran pengurus yang ada agar dapat membawa Ansor Warureja menjadi lebih baik dan solid kedepan.
Amiiin….!
*) Penulis Ki Sengkek Suharno adalah
Dalang Wayang Kebangsaan
Wakil ketua PC GP Ansor Kab. Tegal
Ketua Korwil Wasukra ( Warureja Suradadi Kramat )