Surabaya, cakrawalanews.co – Bencana gempa yang disusul gelombang tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, memicu keprihatinan dan rasa simpatik sebagian besar lapisan masyarakat. Tidak terkecuali kalangan akademisi Universitas Muhammadiyah Surabaya dengan menggalang donasi dan pengiriman sukarelawan, disela acara pelantikan Diploma Keperawatan, Tekhnologi Laboratorium Medis, Bidan Ners pada Senin (1/10/2018).
Donasi digalang disela acara pelantikan oleh sejumlah mahasiswa. “Uang sekitar Rp 12 juta yang terkumpul dari peserta pelantikan, orang tua, dosen dan rektor ini akan didonasikan melalui Lazizmu” kata Rektor UM Surabaya Sukadiono.
Sementara itu dikirim pula kelompok sukarelawan yang terdiri dari 2 dosen dan 2 mahasiswa.
“Mereka akan dirolling setiap minggu dengan anggota kelompok yang jumlahnya sama dan melibatkan mahasiswa jurusan psikologi,” lanjut Sukadiono.
Keberadaan kelompok sukarelawan ini untuk membantu penanganan kesehatan terhadap korban bencana di lokasi.
“Mereka ini menjadi bagian dari penggalangan yang dikoordinir rumah sakit Muhammadiyah seluruh Indonesia. Sedangkan keikut sertaan mahasiswa psikologi untuk melakuan maintenance terhadap korban” pungkas Sukadiono.
Hingga Minggu (30/9/2018) siang, BNPB mencatat 832 orang meninggal dunia akibat bencana ini. Jumlah itu terdiri dari 821 orang di Palu dan 11 orang di Donggala. Korban luka berat sebanyak 540 orang dan jumlah pengungsi 16.732 yang tersebar di 24 titik.
Ada 71 warga negara asing (WNA) berada di Palu saat terjadi gempa. WNA yang berada di Palu berasal dari Singapura, Belgia, hingga Jerman. Ada yang sudah dievakuasi dan 5 orang kondisinya belum diketahui.
Pemerintah daerah setempat menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari. Masa tanggap darurat ditetapkan sejak 28 September 2018 sampai 11 Oktober 2018.(nafanhadi)