Usia 16 – 25 Tahun Pelanggar Lalin Terbanyak Operasi Semeru

oleh -65 Dilihat

Surabaya, cakrawalanews.co Usai digelar Operasi Simpatik Semeru 2017 pada 1-21 Maret, Polda Jatim mencatat ratusan ribu pelanggaran. Dari hasil operasi dengan seluruh jajaran kepolisian di Jawa Timur, tercatat sebanyak 229.010 pelanggaran lalu lintas (lalin). Pelanggaran didominasi kendaraan roda dua dengan klasifikasi pekerjaan sebagai karyawan swasta dan pelajar.

Pada operasi yang mengedepankan teguran kepada pelanggar lalin, petugas masih menjumpai sebanyak 195.761 pelanggaran yang disebabkan kendaraan roda dua. Sementara pengguna jalan dengan pekerjaan karyawan menduduki peringkat pertama, yakni sebanyak 135.843 pelanggar. Posisi kedua ditempati pelanggar yang dilakukan pelajar, dengan jumlah 57.634 pelanggaran.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, hasil Operasi Simpatik Semeru 2017 sangat memprihatinkan. Sebanyak 229.010 jumlah pelanggaran, didominasi pekerjaan seperti karyawan dan pelajar. Padahal, operasi ini mengedepankan tindakan simpatik guna meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas, bukan penindakan.

“Sangat jelas, kami mengedepankan teguran simpatik guna menyadarkan pengguna jalan. Tapi, masih banyak jumlah pelanggaran yang kita jumpai. Segmen pekerjaan sebagai karyawan swasta dan pelajar mendominasi pelanggaran lalu lintas. Dan kebanyakan dari mereka menggunakan sepeda motor,” kata Frans, Rabu (22/3).

Ia menjelaskan, Operasi Simpatik berbeda dengan Operasi Zebra dan Patuh. Operasi ini mengedepankan terguran, bukan tindakan hukum. Namun masih banyak dijumpai jumlah pelanggarannya. Untuk klasifikasi usia, antara usia 16-25 mendominasi pelanggaran dengan jumlah 76.934. Sepanjutnya, terbanyak kedua ditempati pelanggar dengan usia antara 26-45, dengan jumlah total 68.949.

Menurutnya, usia tersebut merupakan usia-usia pelajar. Karena itu, pihaknya mengimbau kepada pelajar untuk kesadarannya dalam menaati tata tertib lalu lintas di jalan raya. Sebab, jumlah kecelakaan lalu lintas mencapai 1.108 kasus. Dengan klasifikasi korban mengalami luka ringan sebanyak 1.543 dan korban meninggal dunia sebanyak 152 orang. Jumlah meninggal dunia pada 20 hari pelaksanaan Operasi Simpatik Semeru 2017 sangatlah tinggi.

“Jumlah korban meninggal dunia pada Operasi Simpatik Semeru 2017 sangatlah tinggi. Hanya dengan 20 hari pelaksanaannya, tercatat 152 orang meninggal dunia. Berarti, dalam satu hari ada 1 sampai 7 orang yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Ini lebih dahsyat daripada kematian di perang manapun,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pentingnya dan kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalan. Peraturan dan tata tertib lalu lintas harus ditaati dan dipahami, bukan malah dikesampingkan untuk dilanggar. Untuk usia pelajar, ia berpesan agar lebih sadar dan menaati rambu-rambu lalu lintas maupun peraturan lalu lintas. “Kuncinya adalah kesadaran berlalu lintas dan menaati rambu-rambu dan peraturan lalu lintas,” tegasnya. (duk)