Surabaya, Cakrawalanews.co – Keluarnya Peraturan Perundang-undangan (Perpu) Keormasan dinilai sebagai salah satu hasil dari ketidakseimbangan dalam beberapa hal. Tidak hanya dalam berpikir, tapi juga ketidakseimbangan manajemen, komponen dan komprehensif. Bangsa ini sedang tidak bahagia.
Penilaian itu disampaikan budayawan Emha Ainun Najib dalam halal bi halal Arek Suroboyo di Kantor SWH Center Jalan Imam Bonjol 78, Surabaya, Rabu (19/7/2017) malam. Acara yang digelar Yayasan Kalimasadha Nusantara (YKN) digelar sebagai refleksi sekaligus momentum kembali ke persatuan.
Menurut Cak Nun, Perpu yang dibuat oleh pemerintah adalah bagian dari ketidakaseimbangan. Namun, dia berharap seluruh elemen bangsa tidak boleh putus asa dengan kondisi tersebut.
“Justru harus berpikir bagaimana cara berpikir yang dasar tujuannya adalah mencari keseimbangan, karena itulah hidup. Bagaimanapun Indonesia masih tetap lebih baik,” ucap Cak Nun.
Kalau ingin bangkit kembali, lanjutnya, pusat nyalanya Surabaya. Sebuah bangsa yang bahagia bisa dilihat dari Surabaya karena memiliki Bonek (bondo nekat) atau sebutan untuk pendukung Persebaya
“Dari Surabaya inilah bisa melihat bangsa yang bahagia karena memiliki bonek-bonek yang tangguh,” tandasnya.
Banyaknya bonek di Surabaya membuat warganya bahagia karena meski tak memiliki uang, namun tetap mampu bertahan hidup.
“Kalau di sini, meski tidak punya uang, dia tetap bisa rabi (nikah),” tandas budayawan kelahiran Jombang ini. (idi)