Semarang, Cakrawalanews.co – Ribuan sopir taksi dari berbagai daerah di Jawa Tengah menggelar aksi demonstrasi di Semarang, Kamis (7/9/2017). Kawasan Jalan Pahlawan Semarang ditutup satu ruas mulai dari depan Gedung Perhutani Jawa Tengah hingga gedung DPRD Jawa Tengah untuk menampung massa dan armada taksi yang mereka bawa.
Para sopir taksi berorasi dan menyerukan tuntutannya terkait keberadaan angkutan online yang dianggap ilegal dan merugikan, bahkan setelah Makamah Agung mencabut 14 poin di 14 pasal dalam Permenhub nomor 26 tahun 2017. Mereka ingin agar angkutan online tidak beroperasi sampai ada aturan tetap.
Ketua Forum Taksi Jawa Tengah, Medy mengatakan, aksi demo diikuti 40 perusahaan taksi se-Jawa Tengah. Rencananya ada sekitar 1.000 lebih sopir taksi yang bergabung.
“Pesertanya nanti lebih dari 1.000 orang. Ini masih ada yang perjalanan,” kata Medy.
Medy menganggap ada pihak yang menjadikan mobil plat hitam sebagai angkutan publik yang berarti mengabaikan perundangan dan tatanan hukum. Selain itu menghancurkan tata kelola transportasi publik yang sudah terstandarisasi.
“Kasihan juga Bupati dan Wali Kota, sulit untuk mengaturnya,” imbuh Medy.
Dengan adanya angkutan umum berbasis online plat hitam, lanjut Medy, omzet taksi konvensional jelas terpengaruh. Di tempatnya bekerja, Gelora Taxi, pendapatan bisa berkurang sampai 40% sejak ada taksi online.
“Di Solo jumlah taksi online itu melebihi yang resmi,” ujarnya.
Para sopir taksi tersebut menyatakan sipak menolak angkutan sewa khusus berbasis aplikasi beroperasi ilegal di Jateng. Kemudian meminta Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo membuat surat keputusan selambat-lambatnya 29 September 2017.
Mereka juga meminta Kapolri tegas menindak angkutan sewa khusus berbasis aplikasi karena dianggap ilegal. Menkominfo juga diminta memblokit atau menutup aplikasi yang mengakomodir angkutan berbasis online yang beroperasi ilegal.
“Presiden Republik Indonesia bersikap adil dan segera turun tangan menuntaskan kisruh taksi atau angkutan sewa khusus berbasis aplikasi,” tegas Medy.
Perwakilan aksi kemudian diterima oleh Asisten 2 Setda Provinsi Jateng, Priyo Anggoro dan Kepala Dinas Perhubungan Jateng, Satrio Hidayat. Para sopir taksi konvensional kemudian mengeluarkan semua unek-uneknya.
Hingga saat ini unjuk rasa masih berlangsung dan para sopir taksi bergantian orasi. Bahkan ada sopir taksi yang menangis ketika mengutarakan kesedihannya karena pendapatannya menurun setelah muncul angkutan berbasis online.(dtc/ziz)