Surabaya, cakrawalanews.co – Sentra Wisata Kuliner diharap mampu menjadi wadah tak hanya bagi para pelaku UMKM namun, juga bisa berkolaborasi dan mengakomodir keberadaan para seniman terutama seniman tradisional.
Hal tersebut menjadi aspirasi yang disampaikan Tri Suyanto, warga Semolo, yang juga merupakan pegiat seni tradisional menjadi salah satu dari para warga yang juga menyampaikan aspirasinya kepada legislator PDIP Surabaya, Anas Karno, saat melakukan reses hari pertama Masa Reses Persidangan Ketiga Tahun Anggaran 2022, di Sentra Wisata Kuliner (SWK) Semolowaru, pada Rabu malam (12/05/2022).
Dalam Kegiatan reses yang berlangsung gayeng tersebut. Pak Tri sapaan Tri Suyanto menyampaikan harapannya untuk bisa kembali ada gelaran seni pasca vacum akibat pandemi.
“ Saya berharap pertunjukkan seni tradisional bisa digelar kembali setelah 2 tahun vakum saat pandemi,” ujarnya.
Menurutnya, sejak tahun 2020 sampai sekarang, para pekerja seni tradisional mengalami masa yang sulit. “Ibaratnya selama pandemi kita terjun bebas. Tidak bisa beraktifitas, tidak bisa berekspresi. Kasihan pekerja seni tidak bisa berkembang,” ungkapnya.
Pegiat lembaga beragam seni tradisional seperti Reog, Jaranan, dan Karawitan ini, menitipkan aspirasi kepada Anas Karno agar Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pariwisata sebagai pemegang anggaran seni, memberikan fasilitas supaya para pekerja seni tradisional tidak hanya latihan saja. Melainkan juga pentas, terutama di SWK Semolowaru.
“Mumpung ini ada masa reses. Aspirasi kami ini kami sampaikan ke Pak Anas supaya bisa meneruskan ke Dinas Pariwisata,” jelas Tri Suyanto
Tri Suyanto menambahkan, keberadaan pertunjukan seni tradisional di SWK Semolowaru, dinilai bisa meramaikan pengunjung.
“Kita punya komunitas. Ketika mereka menikmati pertunjukkan seni tradisional, mereka juga akan menikmati makanan dan minuman disini. Sehingga terjadi simbiosis mutualisme,” pungkasnya.
Sementara itu, Anas Karno memastikan dirinya akan mendukung keinginan tersebut. Menurutnya, kelompok seni tradisional sebagai perawat budaya lokal dan dikembangkan secara turun temurun warisan leluhur.
“Budaya tradisional merupakan pilar berbangsa. Karena tanpa budaya yang kuat maka bangsa ini akan kehilangan jati diri,” tegasnya.
Pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyatakan, bahwa Indonesia sudah mulai melakukan transisi dari pandemi menuju fase endemi.
“Hal ini menjadi signal yang baik dan menjadi harapan pentas-pentas seni tradisional bisa digelar. Sehingga bisa lebih menguatkan minat masyarakat terhadap seni tradisional, yang mungkin bisa kembali dipopulerkan di kota Surabaya,” ujar Anas.
Anas Karno yang kini menduduki kursi sebagai Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya yang membidangi perekonomian ini juga menambahkan, bahwa keberadaan pentas seni tradisional bisa menarik masyarakat untuk datang ke SWK.
“Sehingga terjadi transaksi ekonomi, yang tentunya akan membuat SWK semakin berkembang. Para pekerja seni tradisional ini bisa ikut meramaikan SWK. Sesuai dengan namanya sebagai Sentra Wisata Kuliner. Pengunjung yang datang nantinya, selain menikmati beragam sajian kuliner, juga bisa berwisata menikmati pertunjukan seni tradisional,” pungkasnya.(hadi)