
Surabaya, cakrawalanews.co – Polemik aktivitas normalisasi sungai yang berdampak kerusakan tanaman mangrove dikawasan konservasi mangrove Wonorejo, dibahas dalam rapat dengar oendapat diruang Komisi B DPRD Kota Surabaya, Jum’at (09/09/2022).
Raapat dengar pendapat tersebut dihadiri Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Alam Kota Surabaya, Dinas Pertanian Kota Surabaya dan Komunitas Nol Sampah sebagai pihak yang mengadukan.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Anas Karno mengatakan, dari keterangan pihak Dinas Bina Marga dan SDA, tidak ada niat untuk merusak kawasan konservasi mangrove Wonorejo dalam pengerjaan normalisasi sungai.
“Menurut mereka hal itu sebagai dampak pengerjaan. Mereka berjanji akan melakukan reboisasi pasca pengerjaan” imbuhnya.
Lebih lanjut politisi PDIP Surabaya itu mengatakan, pihaknya meminta supaya pengerjaan dihentikan dulu, untuk melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
“Pengerjaan ditata ulang dengan melakukan komunikasi bersama komunitas aktifis lingkungan sebelum melanjutkan pengerjaan. Supaya tidak lagi berdampak signifikan terhadap kerusakan mangrove,” terangnya.
Disisi lain, Anas mengapresiasi keberadaan Komunitas Nol Sampah yang masih peduli terhadap kelestarian kawasan konservasi hutan mangrove Wonorejo.
Dalam kesempampatan yang sama, Sekretaris Dinas Bina Marga dan SDA Kota Surabaya, I Gede Dwija mengatakan, pihaknya mengaku telah menghentikan sementara pengerjaan normalisasi sungai Wonorejo tersebut.
Penghentian itu kata Dwija, sebagai upaya untuk kembali melakukaan koordinasi dengan berbagai pihak.
“Kita akan koordinasi lagi. Dampak pengerjaan memang pilihan yang sulit. Namun sudah kita rencanakan seminimal mungkin untuk tidak merusak keberadaan magrove,” terangnya.
Dwija menambahkan, pihak juga akan melakukan reboisasi terhadap mangrove yang rusak, bersama dinas terkait, dan pihak ekternal.
Menurut Dwija normalisasi sungai Wonorejo dilakukan sebagai upaya pemkot dalam pencegahan banjir dari hulu.
“Case area itu dikawasan jalan A Yani, dan kawasan Margorejo. Kita menangani hulunya yaitu di Wonorejo,” pungkasnya.
Koordinator Komunitas Nol Sampah Wawan Some berharap penataan ulang pengerjaan normalisasi sungai Wonorejo memperhatikan kelestarian mangrove.
“Sendimen pengerukan tidak serta merta diletakkan disepanjang bibir sungai yang membuat mati mangrove. Melainkan ditempat di beberapa titik aman sehingga tida menimbun mangrove,” jelasnya.
Wawan Some saat ditemui seusai rapat dengar pendapat juga mengingatkan supaya pengerjaan normalisasi sungai tidak berlangsung lama. “Karena akan berdampak buruk pada habitat burung migran kalau terlalu lama,” terangnya
Menurut Wawan seharusnya pengerjaan normalisasi sungai Wonorejo harus didahului dengan kajian terhadap dampak lingkungan. Karena kawasan konservasi hutan mangrove dilindungi.
“Saya tidak menolak normalisasi karena berkaitan dengan bagaimana mengatasi banjir dan sebagainya,” pungkasnya.(hadi)