Surabaya, cakrawalanews.co – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali menyerahkan kunci rumah kepada penerimaan manfaat program Dandan Omah atau Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Kecamatan Tandes, Senin (21/11/2022). Pada penyerahan kunci kali ini, Wali Kota Eri Cahyadi memberikan kepada enam penerimaan manfaat.
Keenam penerima manfaat tersebut, diantaranya Achmad Muhajir warga Jalan Gedangasin 2/106, Achmad warga Jalan Banjarsugihan 3/32, Liyatin warga Jalan Banjarsugihan 3/18-A, Maniah warga Jalan Balongsari Krajan I/38, Masyudi warga Jalan Balongsari Krajan I/32, dan Tri Mujaya Udha warga Jalan Balongsari Krajan II/96.
“Alhamdulilah hari ini ada enam yang sudah selesai dan kemarin ada delapan, Sabtu (19/11/2022) lalu, di Kecamatan Tandes. Insya Allah ini adalah permulaan, karena di tahun 2023, saya sampaikan bahwa pekerjaan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, mulai pengerjaan paving, jamban, pengerjaan rutilahu itu bisa dikerjakan oleh warga setempat,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Ia menjelaskan bahwa kolaborasi antara RT/RW, LPMK, dan warga setempat akan melakukan penyisiran dan pemetaan berharap keluarga yang pendapatannya kurang dari Rp 5 juta. Sebab, mulai tahun 2023, Pemkot Surabaya akan mengucurkan Rp 3 Triliun dari APBD Kota Surabaya untuk pemberdayaan UMKM.\
“Maka di setiap RW itu pemuda yang belum bekerja yo ngerjakno (ya mengerjakan) paving, rutilahu, dan jamban oleh pemuda di kampung itu yang menganggur. Sehingga akan mengurangi kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka (TPT). Ketika saya melihat kekuatan dan keguyuban KSH, PKK, para pemuda, LPMK, dan RT/RW, saya yakin bahwa di tahun 2023 akan semakin guyub,” jelas dia.
Karenanya, Wali Kota Eri Cahyadi mengaku bangga dengan kerukunan dan gotong – Royong yang telah dibangun oleh masyarakat. Sehingga APBD Kota Surabaya bisa bergerak, dimanfaatkan, dan terwujud bagi seluruh warga di Kota Pahlawan.
“Surabaya punya anggaran, ketika kenaikan IPM maka jangan sampai ada yang putus sekolah dan harus layak (tinggal) di Kota Surabaya. Kekuatan Surabaya janganlah membangun sesuatu yang monumental tapi rakyatnya masih ada rumah yang tidak layak. Lebih baik tidak usah membangun yang monumental tapi dimanfaatkan untuk pembangunan SDM,” terang dia