Surabaya, cakrawalanews.cco- Danlantamal V, Koarmada II, Laksma TNI Tedjo Sukmono menghadiri upacara peresmian serta pengukuan Komandan KRI Kerambit 627. Peresmian dan pengukuhan dipimpin Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Siwi Sukma Adji di Dermaga Devisi kapal PT PAL Indonesia, Ujung Koarmada II, Surabaya, Kamis (25/7). Dalam rangkaian acara juga dilakukan penandatanganan berita acara penyerahan KRI dari PT PAL Indonesia kepada Kemhan RI.
TNI Angkatan Laut menerima alat utama sistem senjata (Alutsista) baru buatan anak bangsa itu merupakan Kapal Perang berjenis Kapal Cepat Rudal (KCR) berukuran 60 meter yang diproduksi oleh PT PAL Indonesia (Persero). KRI diberi nama KRI Kerambit (KRB)- 627 akan kembali memperkuat Armada TNI Angkatan Laut.
Kapal KCR ini memiliki spesifikasi panjang 60 meter, lebar 8,10 meter, sarat 2,57 meter dengan berat 467 ton. Kapal tersebut memiliki kecepatan maksimal 28 knots, dengan kecepatan jelajah 20 knots, serta mampu berlayar dengan endurance selama 4 sampai dengan 5 hari.
Pada tanggal 27 Februari 2018 lalu memiliki fungsi pokok sebagai peperangan anti kapal permukaan dan offsore patrols di perairan territorial hingga zona ekonomi Eksklusif. Selain fungsi pokok diatas, KCR 60 meter Kerambit juga memiliki fungsi tambahan untuk melakukan aktivitas pengintaian, serta search and resuce (SAR).
KRI Kerambit-627 akan bergabung dengan jajaran Koarmada I di bawah Satuan Kapal Cepat (Satkat) pada kesempatan ini Kasal melantik serta mengukuhkan Letkol Laut (P) Arief Kurniawan Hertanto, S.H., sebagai Komandan KRI yang pertama bersama 53 awak kapal lainnya.
Serah terima KCR 60 meter “Kerambit” dilaksanakan setelah rangkaian uji laik laut selesai dilaksanakan. Uji laik yang dilakukan meliputi pengujian kecepatan, peralatan, permesinan hingga pengujian maneuver kapal yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Sebelumnya, TNI AL telah menerima tiga unit KCR-60M, yakni KRI Sampari-628, KRI Tombak-629 dan KRI Halasan-630. Uniknya di kapal keempat ini, KRI Kerambit justru menggunakan nomer lambung yang lebih kecil (627), Nama Kerambit itu sendiri diambil dari senjata tradisional Minangkabau yang dinobatkan sebagai senjata yang paling mematikan di dunia. (jnr/wan/afr/s)