Surabaya, cakrawalanews.co – Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama pemerintah pusat terus mematangkan pembahasan pembangunan lingkar kawasan Gerbangkertasusila. Pemprov optimistis pada 2020 tata ruang Gerbangkertasusila akan menjadi Program Strategis Nasional (PSN).
“Harmonisasi Rencana Peraturan Presiden (Raperpres) sudah selesai, harusnya sebentar lagi ada Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Gerbangkertasusila sudah bisa diterbitkan. Itu bisa menjadi dasar untuk merumuskan masterplant sektoral, seperti transportasi dan kawasan. Dari situ baru kita punya perencanaan yang mumpuni untuk kemudian merealisasikan pengembangan Gerbangkertasusila,” ujar Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak, Kamis (18/7) sore.
Dicontohkan Emil, pembahasan masalah transportasi Eastern Ring Road juga sudah dimulai seperti bagaimana menyambungkan dari tol bandara Juanda ke Utara menuju Suramadu karena itu juga startegis. Kemudian dari batas tol Gresik ke arah Suramadu bagaimana bisa menyambung.
“Kalau sudah bisa melingkar khan kemudian kita bisa memisahkan transport yang jarak pendek dengan yang jarak jauh. Ini yang kemarin sudah disampaikan Ibu Gubernur di dalam rapat terbatas dengan Presiden,” ungkap Emil yang juga mantan Bupati Trenggalek ini.
Soal kapan realisasi pengembangan Gerbangkertasusila, dengan lugas Emil mengatakan bahwa apapun yang bisa dilakukan di 2020 ya harus dilakukan, tetapi ada yang harus dilakukan study kelayakan dulu dan ada juga yang perlu detail engeenering desain (DED).
Diakui Emil, problem utama lingkar Gerbangkertasusila yakni mengatasi banjir di Kali Lamong dan hilir Sungai Bengawan Solo. Karena itu, apa yang sudah diprogramkan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo itu bisa dimajukan ke 2020, jangan malah diundur karena sudah menjadi prioritas kawasan Gerbangkertasusila yang terhindar dari resiko banjir yang tinggi
Bahkan, Bu Gubernur Khofifah juga sudah bertemu dengan Wali kota Surabaya Tri Rismaharini untuk penyelarasan. Intinya, bu Tri Rismaharini mendukung adanya perbaikan publik transport tapi ini bukan sesuatu yang instan sehingga kalau sudah klop, mudah mdahan akan ada solusi.
“Salah satu yang disampaikan Tri Risma adalah bagaimana mengoptimalkan existing rel network jaringan kereta bukan hanya intra Surabaya tapi juga Surabaya dengan Gresik dan Lamongan dan ke Surabaya ke Sidoarjo hingga Pasuruan,” beber Emil yang juga suami Arumi Bachsin ini.
Kemudian soal pilihan moda transportasi apakah MRT, LRT atau Komuter, kata Emil tentu harus melalui kajian yang mumpuni. Pasalnya, Kemenhub juga sedang melakukan study existing rel network. “Kalau sudah optimum maka penggunaan MRT, LRT atau Komuter itu sifatnya komplementary terhadap pilihan penggunaan teknologi,” ucapnya.
“Saya belum berani ngomong secara detail jika belum duduk bareng dengan pemerintah daerah. Yang jelas semua akan terakslerasi begitu Perpres tata ruang Gerbangkertaasusila terbit,” pungkas Emil Elistianto Dardak. (jnr/wan/pca/p)