Mojokerto, Cakrawalanews.co – Jajaran kepolisian yang tergabung dalam Tim Satgas Pangan kembali melakukan penggerebekan pabrik pengoplos beras. Kini giliran sebuah pabrik pengoplos beras di Mojokerto yang kena sasaran. Sebuah gudang yang diduga menjadi tempat pengoplosan beras di Jalan Diponegoro, Pungging, Mojokerto digerebek, Selasa (25/7/2017). Petugas menemukan ratusan sak beras tak layak konsumsi yang diduga menjadi bahan oplosan untuk beras premium.
Tim yang dipimpin Kanit Pidana Ekonomi Sat Reskrim Polres Mojokerto awalnya melakukan pemeriksaan di sebuah toko beras di Jalan Niaga Pasar Sawahan, Mojosari. Di toko Perdana ini, petugas menemukan 4 sak atau 60 Kg beras sejahtera (rastra) dari Bulog.
Diduga rastra itu akan dioplos dengan beras jenis lainnya. Petugas pun menyita beras untuk warga miskin itu sebagai barang bukti.
Berbekal informasi penjaga toko, tim gabungan polisi dan Disperindag Mojokerto ini menggerebek gudang di Jalan Diponegoro, Dusun Adisono, Desa Labaksono, Pungging. Namun, pemilik gudang yang diketahui atas nama Kholik, kabur. Petugas meminta penjaga untuk membuka gudang tersebut.
“Dugaan kami gudang ini tempat pengoplosan beras, beras kualitas baik dioplos dengan kualitas rendah. Otomatis kalau dijual haraganya meningkat, ini penipuan konsumen,” kata Kepala Pasar Raya Mojosari Disperindag Kabupaten Mojokerto, Samsul Hadi di lokasi.
Gudang yang cukup luas ini berisi ribuan sak beras berbagai merk. Salah satu yang paling banyak merk Rojolele. Pada bagian belakang gudang terdapat sebuah mesin giling berukuran besar.
Tampak beras ketan yang kondisinya kotor dan remuk menggunung di depan mesin penggilingan. Beras ini berkutu dan berjamur. Sementara di sekelilingnya, ditemukan ratusan sak beras menir (broken) yang ditumpuk.
“Beras tak layak konsumsi sekitar 2-3 ton. Berasnya berkutu, berjamur, banyak kotoran ada yang menggumpal. Beras ini kemungkinan akan dioplos,” ujar Samsul.
Di dalam gudang milik Kholik ini, polisi dan petugas Disperindag juga memeriksa isi beras merk Rojolele. Menurut Samsul, isi beras premium itu tak sesuai dengan aslinya. Ada yang dicampur dengan ketan, ada pula yang dicampur dengan beras broken.
“Kemungkinan semua beras Rojolele di sini sudah oplosan. Dioplos dengan ketan supaya pulen. Kalau dimasak ada kemiripan dengan aslinya,” terangnya.
Samsul menjelaskan, beras yang dioplos diperkirakan jenis IR 64 yang harganya Rp 8-9 ribu/Kg. Jika dioplos dengan ketan broken seharga Rp 9 ribu/Kg, beras kemasan Rojolele ini bisa dijual Rp 11-12 ribu/Kg. Begitu pula jika dioplos dengan beras broken seharga Rp 5-6 ribu/Kg.
“Temuan ini kami sampaikan ke atasan saya bagaimana tindak lanjutnya, kami laporkan dulu,” tandasnya.
Sementara polisi belum berani menyegel gudang beras tersebut. Petugas berdalih masih harus melakukan klarifikasi kepada pemilik gudang.(dtc/ziz)