Cakrawalanews.co – Gaya preppy, dengan estetika klasik dan rapi, telah menjadi tren fashion yang digemari banyak orang. Ciri khasnya seperti polo shirt, rok tenis, sweater vest, dan loafers, identik dengan mahasiswa elit di Amerika pada tahun 1950-an dan 1960-an.
Awal mulanya, gaya preppy melambangkan status sosial dan kekayaan. Para mahasiswa dari sekolah-sekolah elit di New England, seperti Harvard dan Yale, mengenakan pakaian ini sebagai bentuk identitas dan pembeda diri. Gaya ini kemudian dipopulerkan melalui film-film dan majalah pada masa itu, seperti film “Goodbye, Mr. Chips” dan majalah “The New Yorker”.
Seiring waktu, gaya preppy mulai kehilangan makna eksklusifnya dan menjadi lebih mudah diakses oleh masyarakat luas. Desainer-desainer ternama seperti Ralph Lauren dan Tommy Hilfiger turut mempopulerkan gaya ini dengan menghadirkan koleksi preppy yang lebih modern dan terjangkau.
Kini, gaya preppy telah berevolusi menjadi tren fashion yang fleksibel dan dapat dipadupadankan dengan berbagai gaya lainnya. Item-item preppy klasik seperti polo shirt dan loafers dapat menjadi pelengkap gaya kasual maupun formal.
Gaya preppy digemari karena menawarkan kenyamanan, kepraktisan, dan kesan rapi yang effortless. Bagi banyak orang, gaya ini juga mewakili semangat muda dan keceriaan.
Beberapa fakta menarik tentang gaya preppy:
Istilah “preppy” berasal dari kata “preparatory”, yang merujuk pada sekolah-sekolah elit di Amerika yang mempersiapkan muridnya untuk masuk ke universitas bergengsi.
Warna-warna cerah seperti merah, biru, dan kuning sering digunakan dalam gaya preppy untuk melambangkan semangat dan optimisme.
Motif preppy yang populer antara lain garis-garis, kotak-kotak, dan argyle.
Beberapa brand fashion yang identik dengan gaya preppy adalah Ralph Lauren, Tommy Hilfiger, dan Lacoste.
Gaya preppy terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman, namun ciri khasnya yang klasik dan rapi tetap menjadi daya tarik utama bagi para pecinta fashion.(*)