Surabaya, cakrawalanews.co – Berdasarkan data Pemkot Surabaya sedikitnya 14 ribu siswa di Surabaya masuk dalam kategori mitra warga karena berasal dar keluarga yang berpenghasilan rendah.
Tapi banyak diantara mereka mengundurkan diri saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP 2019.
Anggota Dewan Pendidikan Kota Surabaya Yuli Purnomo mengatakan alasan mereka ini mengundurkan diri karena tidak cocok dengan sekolah yang sudah ditentukan Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
“Jumlahnya setiap hari ratusan yang mengundurkan diri itu, sampai kita buka 2 pintu dari yang semula 1 pintu untuk melayani” katanya disela konferensi pers di Humas Pemkot Surabaya Rabu (11/06).
Yuli menambahkan banyak diantara orang tua siswa tersebut merasa tidak cocok dengan sekolah swasta tempat anaknya nantinya menimba ilmu.
“Ada orang tua yang merasa anaknya tidak tepat bersekolah disekolah swasta karena nilainya bagus. Harusnya ya diskolah negeri” ujarnya.
Menurut Yuli Purnomo sampai sekarang masih banyak orang tua yang menganggap kalau sekolah swasta itu kurang berkwalitas.
“Padahal sudah kita jelaskan kalau sekolah swasta yang masuk dalam program mitra warga punya fasilitas yang sama dengan sekolah negeri” jelasnya.
Tapi Yuli juga mengakui kalau belum semua sekolah swasta itu bagus.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya M Iksan dikemsempata yang sama menjelaskan kalau penentuan sekolah ntuk siswa mitra warga juga berdasarkan sistem zonasi berdasarkan jarak antara sekolah dan tempat tinggal siswa.
Tapi tentunya setiiap sekolah termasuk SMP Negeri punya kapasitas. Bagi siswa yang tidak tertampung disekolah negri akan ditampung disekolah swasta.
“Siswa mitra warga akan mendapatkan fasilitas layanan pendidikan yang sama, baik itu disekolah negeri ataupun swasta” jelasnya.
Iksan menambahkan orang tua siswa bisa mengetahui sekolah lanjutan anaknya di sekolah dasar sebelumnya. Mereka akan ditawari mau melanjutkan program mitra warga atau lewat jalur prestasi.
“Kalau mereka memilih tidak melanjutkan program mitra warga maka harus siap dengan konsekwensi tidak mendapatkan fasilitas bantuan dalam program mitra warga” lanjut Iksan.
Iksan juga mengakui kalau belum semua SMP swasta di Surabaya berakreditasi A, masih ada yang berakreditasi B bahkan C.
“Tapi bukan berarti yang berakreditasi C itu jelek.
Karena sekolah ini sekolah baru dan belum meluluskan siswa. Kita sudah melakukan pendampingan agar grade mereka segera naik, targetnya setiap tahun ada 10 sekolah yang naik grade akreditasinya” tegasya.
Program mitra warga dengan melibatkan sekolah swasta baru kali ini dilakukan Pemkot Surabaya. Agar seluruh siswa dari keluarga berpenghasilan rendah tetap bisa bersekolah. Ada 225 SMP swasta yang memiliki program mitra warga.(hdi/cn02)