Surabaya, cakrawalanews.co – Soal penurunan tarif angkutan kota, rupanya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini masih memiliki pertimbangkan untuk mengeluarkan kebijakan menurunkan tarif angkutan kota, menyusul turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) per 1 April 2016.
Risma mengatakan bahwa dirinya bakal melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan para pengemudi angkot dan pengelola angkot, sebelum mengeluarkan kebijakan soal tarif angkot.
“aku akan bicara dengan para pengemudi dan pengelola angkot dulu,” kata Tri Rismaharini
Menurutnya, untuk menurunkan tarif angkot itu sulit. Pasalnya, kondisi angkutan kota saat ini yang sepi penumpang. “Sekarang saja mereka sepi. Kalau turun tiga persen, turun berapa tarifnya,” katanya.
Di sisi lain menurutnya, saat ada kenaikan harga BBM sebelumnya pengelola dan pengemudi angkot tidak menaikkan tarif. Jika sekarang dengan BBM harganya hanya turun rata-rata Rp500,- per liter, berapa penurunan tarif angkot yang saat ini rata-rata sekali jalan Rp4.000.
“Kalaupun harus turun tiga persen hanya sekitar Rp150,- sangat sulit memberi pengembalian, karena uang koin juga tidak lagi banyak digunakan masyarakat,” katanya.
Walikota mengaku, pemerintah kota berencana merevitalisasi angkot. Hanya saja revitalisasi tersebut bisa dilaksanakan jika awak angkutan tergabung dalam koperasi.
“Pak Irvan (Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya), sudah tahu teknisnya. Mereka juga sudah membentuk koperasi. Jadi saat ini saya mau push untuk bisa segera dilaksanakan,” katanya.
Selain revitalisasi kendaraan, Risma juga akan mengubah sistim dengan memberikan gaji bulanan kepada para pengemudi angkot itu, sehingga pelayanan yang mereka berikan ke masyarakat bukan lagi untuk atau demi kejar setoran.(hdi/cn02)