Risma Beri Waktu 1,5 Tahun Untuk Tuntaskan Proyek Underpass

oleh -63 Dilihat
oleh
Jpeg

Surabaya, cakrawalanews.co – Kawasan Surabaya Barat diprediksi bakal terjadi kemacetan yang parah. Hal tersebut berdasarkan perhitungan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang memprediksi bahwa dalam dua tahun kedepan Surabaya Barat bakal terjadi kemacetan yang sangat akut.

Terkait kondisi tersebut, Risma sapaan Tri Rismaharini menekankan kepada para investor yang bakal membangun proyek jalan bawah tanah (Underpass) di Bundaran Satelit yang menghubungkan antara jalan Mayjen Soengkono dengan jalan HR Muhammad, agar mampu menyelesaikan pekerjaan dalam waktu 1,5 tahun.

Risma menegaskan, Pembangunan jalan bawah tanah yang direncanakan sepanjang 473 meter ini tersebut memang harus segera dimulai pengerjaannya. Sebab, bila tidak segera dimulai, di kawasan Surabaya Barat bisa terjadi kemacetan akut.

“Saya mengundang bapak/ibu rapat di sini karena saya pengen tahu progress nya. Kita ingin dorong agar underpass ini segera terealisasi sehingga kita bisa selesaikan masalah urgen untuk akses di sana,” jelas wali kota dalam pertemuan dengan beberapa investor yang ikut terlibat dalam pembangunan underpas Bundaran Satelit, di balai kota Selasa (19/04).

Selain itu, Risma menginginkan pembangunan bisa dimulai pada bulan Mei mendatang. Penegasan tersebut disampaikan oleh Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur, Totok Lusida usai bertemu dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Surabaya di Balai Kota Surabaya, Selasa (19/4) siang.

“Pembangunannya bisa dimulai pada Mei karena tender utilitas nya kelihatannya selesai di bulan Mei. Sehingga pengerjaannya bisa paralel. Investor nya juga sudah ketemu semua. Ada 20 investor,” tegas Totok Lusida.

Menurut Totok Lusida, Wali Kota Surabaya menginginkan agar pembangunan underpass tersebut bisa selesai sebelum dua tahun dari sekarang. Sebab, mengacu pada perhitungan wali kota, dalam dua tahun mendatang, kawasan Surabaya Barat akan macet parah. Karenanya, bila underpass tersebut sudah bisa difungsikan, tentunya akan sangat signifikan untuk mengurai kepadatan lalu lintas.

“Bu wali minta 1,5 tahun sudah selesai. Karena perkiraan bu wali, dua tahun dari sekarang, Surabaya Barat bisa lock (terkunci) kalau ini belum beres,” sambung Totok.

Terkait kondisi di lokasi pengerjaan yang sempat terkendala adanya beberapa utilitas dari beberapa instansi seperti pipa PDAM, jaringan kabel PT PLN dan perusahaan seluler, Totok menyebut sudah tidak ada masalah.

“Tadi sudah disampaikan oleh kepala dinas (Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang ) ke bu wali, Pemkot sudah melaksanakan, sehingga tinggal untuk tender bisa selesai Mei dulu. Intinya kita jalan paralel. Kalau nunggu utilitas dulu, ya bisa tahun depan baru mulai. Perkriaan saya, kalau pengerjaannya dilembur, bisa selesai 1,5 tahun,” sambung dia.

Terkait anggaran, Totok Lusida menyebut anggarannya di bawah angka 80 miliar.  Menurutnya, pembangunan underpass Bundaran Satelit ini dibiayai oleh pengembang. Sementara Pemkot kebagian penanganan utilitas.

“Anggaran kira-kira di bawah 80 miliar rupiah. Untuk developernya, itu ada formula perhitungannya terhadap lokasi, lahan, ketinggian, jumlah orang yang masuk memakai jalan di Surabaya Barat. Itu diperhitungkan untuk partisipasi,” pungkas dia.

Sebelumnya, pembangunan jalan bawah tanah di Bundaran Satelit tersebut telah ditandai dengan prosesi peletakan batu pertama tepat di bundaran Jalan Mayjen Sungkono pada 25 September 2015.(mnhdi/cn02)