Kota ini sudah ‘naik kelas’, kontraktornya juga harus ‘naik kelas’ dong,”
Johan Silas Pakar Tata Kota ITS
Surabaya, cakrawalanews.co – Pelaksanaan proyek pembangunan di kota Surabaya rupanya mendapat sorotan serius dari Johan Silas, pakar tata kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Sorotan tajam terkait kinerja para kontraktor tersebut diutarakan Johan saat Pemkot Surabaya melakukan review singkat atas sejumlah capaian yang telah diraih di bidang pembangunan infrastruktur di Kota yang telah banyak mendapat penghargaan baik lokal maupun internasional ini.
Dalam kesempatan tersebut Johan menilai meskipun Surabaya sudah ‘naik kelas’ lantaran didasarkan pada progres pembangunan yang sudah terealisasi di Surabaya. Di samping itu, maraknya kota lain baik dari dalam maupun luar negeri, yang studi banding ke Surabaya juga menandakan bahwa Surabaya memang punya nilai lebih dibanding kota-kota lain.
“Secara keseluruhan, pelaksanaan pembangunan di Surabaya sudah berjalan dengan baik,” ujar Johan saat
Namun, di tengah sederet capaian Surabaya itu, Johan memberikan kritikan soal pelaksanaan proyek. Menurut dia, kinerja kontraktor juga harus ditingkatkan.
“Pemkot harus menyertakan persyaratan komitmen dari kontraktor agar kinerjanya tidak mengganggu kepentingan umum. Kota ini sudah ‘naik kelas’, kontraktornya juga harus ‘naik kelas’ dong,” imbuhnya.
Pernyataan Johan Silas itu merujuk pada masih banyaknya dijumpai kontraktor yang meletakkan material proyek sembarangan sehingga menyebabkan kemacetan. Serta, terkait jadwal kerja kontraktor yang sebisa mungkin diatur pada saat kondisi lalu lintas tidak sedang padat.
Sementara itu, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Bappeko Surabaya Dwijajawardhana mengatakan, fokus APBD Kota Surabaya tahun 2016 memang ada pada bidang infrastruktur. Namun demikian, lanjut dia, pembangunan infrastruktur yang dikonsep Pemkot tetap harus berbasis ekologi yang ramah lingkungan.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan tampaknya sudah menjadi ciri khas Kota Pahlawan.
Itulah sebabnya, ditengah kemajuan pesat pembangunan infrastruktur fisik seperti jalan, gedung pemerintahan dan sebagainya, Pemkot tetap memperhatikan aspek estetika dan keindahan lingkungan.
Pria yang akrab disapa Dwija itu melanjutkan, diantara sekian triliun APBD Surabaya, sebagian dialokasikan untuk pembangunan dan perawatan taman kota. Saat ini sudah ada 60 taman kota yang tersebar di berbagai penjuru kota.
“Harapannya, taman-taman tersebut mampu menjadi wadah sarana interaksi warga kota. Tentunya disamping fungsi utamanya sebagai ruang terbuka hijau,” terangnya Dwija saat acara media gathering di ruang ATCS, Kamis (22/12).
Proyek prestisius Pemkot yakni Jembatan Suroboyo juga diresmikan tahun ini. Tepatnya pada 9 Juli 2016. Proyek multiyears yang dimulai 2014 itu telah rampung dan menjadi ikon baru wisata di kawasan pesisir pantai Kenjeran.
Selain merupakan bagian dari konsep penataan kawasan pesisir, jembatan tersebut juga berfungsi sebagai penambahan sarana jalan baru. Rencananya, jembatan Suroboyo akan diintegrasikan dengan jalan baru lainnya yang terkoneksi hingga bandara Juanda.
Selain itu, Pemkot telah membebaskan lahan di depan Sentra Ikan Bulak. Di lahan tersebut, nantinya akan dibuat taman lengkap dengan ikon patung raksasa berbentuk suro dan boyo.
“Tamannya sudah mulai jadi, tinggal patungnya mungkin tahun depan bisa dinikmati publik,” kata alumnus ITS tersebut.
Dari sektor olahraga, Dwija menyatakan,sepanjang 2016 Pemkot telah membangun 48 sarana dan prasarana (sarpras) olahraga. Sarpras olahraga yang dimaksud meliputi lapangan basket, voli, futsal, bulu tangkis, sepak bola, tenis, jogging track, dragrace dan hockey.
Dwija mengungkapkan, selanjutnya ada 67 lokasi lahan milik Pemkot yang siap dibangun sarpras olahraga pada 2017 nanti.(hdi/cn02)