Surabaya, cakrawalanews.co – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, hari ini (2/05) melakukan kunjungan ke Tempat Pengolahan Sampah (TPA) Benowo bersama Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
Sudirman Said menyatakan Kota Surabaya merupakan salah satu dari 7 kabupaten kota yang paling siap dalam proses konversi sampah menjadi energi listrik. Tujuh kota yang menjadi pilot project pengelolaan sampah menjadi energi listrik, yakni Jakarta, Bandung, kemudian Tangerang, Semarang, Surabaya, Solo dan Makassar.
Menurut Sudirman, pengolahan sampah di TPA Benowo yang dilakukan PT Sumber Organik (SO) bisa menghasilkan energi listrik sekitar 2 Megawatt meski sebelumnya ada maksimum kapasitas untuk kontrak. Namun setelah ada ada peraturan presiden dan pembaharuan peraturan menteri, sudah tak ada lagi batasan.
“Tapi kapasitas untuk kontrak 1,65 Megawatt. Tapi sekarang berapapun (kapasitas) tak ada masalah,” terangnya.
Sudirman mengungkapkan, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) merupakan entity bisnis dan akan menjadi contoh bagi kota-kota lainnya dalam pengelolaan sampah. Apalagi, Waste to Energy sudah menjadi komitmen di Kerangka Kerja Perubahan Iklim Konvensi (termasuk Perjanjian Paris COP21) dengan mengkonversi sampah menjadi energi.
“Surabaya sesuai Perpres menjadi contoh percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah,” tuturnya.
Untuk pengelolaan sampah di TPA Benowo, Sudirman menyebut pengelolaannnya sudah cukup baik. Itu dibuktikan dengan tidak adanya bau yang menyengat.
Sudirman mengungkapkan, melalui konversi sampah menjadi energi listrik diharapkan ada diversifikasi energi primer yang sebelumnya bergantung pada fosil atau minyak, beralih ke energi Matahari, Angin, Air dan Sampah.
“Dengan sampah yang banyak di Kota Besar, artinya potensi energi primer untuk listrik makin besar juga,” kata Mantan Direktur PT Pindad ini.
Kemudian, dari segi lingkungan, sampah yang terbuang memang akan lebih baik dikonversi menjadi pasokan energi. Nilai positif lain menurut Sudirman, adalah dari sisi elektrifikasi nasional. “Tugas kita hanya memberi insentif dan dorongan kepada pengusaha disektor energi ini agar tertarik dengan masalah konversi ini,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Sudirman Said memastikan sudah tidak ada masalah dalam perizinan pengelolaan sampah di TPA Benowo. Satu-satunya masalah adalah soal kontrak tinggal keterkaitan antara PLN dengan Penyedia listrik.
“Masalah kontrak dengan PLN bergantung kepada kepala daerah sebagai penjembatan,” ujarnya.
Menanggapi perkataan menteri ESDM, Risma menyatakan akan segera menindaklanjutinya. “Habis ini saya akan sowan ke PLN. Belum sempat ke sana,” timpal Risma.(mnhdi/cn02)