Kenakalan remaja di Surabaya Meningkat

oleh -89 Dilihat
oleh

Mulai Januari hingga 22 November 2016, total kenakalan remaja yang dijumpai tim satpol PP sebanyak 793 kasus. Rinciannya, 597 laki-laki dan 196 perempuan. Angka ini mengalami peningkatan jika dibanding tahun lalu sebanyak 675 kasus “

Kabid Pengembangan Kapasitas Satpol PP Surabaya, Deny C. Tupamahu

 

Surabaya, cakrawalanews.co – Kenakalan remaja dikota Metropolitan seperti Surabaya sudah bukan menjadi hal yang baryu. program-program pun dibuat untuk meminimalisir kenakalan remaja, namun tetap saja kenakalan remaja bahkan malah meningkat jumlahnya.

Menurut data dari satpol PP Kota Surabaya, pelanggaran kenakalan remaja terbanyak tahun ini didominasi oleh remaja yang kongkow di café. Jumlahnya mencapai 135 kasus. Mereka yang terjaring razia di café umumnya terjerat masalah minuman keras (miras) dan narkoba.

Di luar café dan rumah hantu Darmo, operasi kenakalan remaja satpol PP juga menyasar warnet dan warung kopi (warkop). Namun, razia warnet dan warkop dilakukan saat jam-jam sekolah. Remaja yang ‘diciduk’ di warnet mencapai 50 remaja sedangkan di warkop sebanyak 42 remaja.

“Mereka yang bolos sekolah di warnet umumnya bermain game online. Ada pula yang minum kopi sambil merokok di warkop,” imbuh Irvan. Selain itu, satpol PP juga mendapati kasus balap liar sebanyak 8 kejadian.

Kendati demikian, Irvan mengatakan, razia kenakalan remaja tetap dilaksanakan secara humanis tanpa tindakan represif. Oleh karenanya, dalam setiap operasi, satpol PP selalu melibatkan satpol PP wanita dengan pendekatan yang halus. Tujuannya, untuk menjaga psikologis anak.

“Intinya kami ini ingin menyelamatkan masa depan anak-anak Surabaya tanpa melukai mereka, baik dari sisi fisik maupun psikologisnya,” urainya.

Razia kenakalan remaja selalu menggandeng bapemas KB, dinas sosial, dinas pendidikan dan dinas kesehatan serta Badan Narkotika Nasional (BNN). Prosedurnya, semua remaja yang terjaring razia akan didata. Setelah itu, mereka akan mendapatkan pembinaan. Khusus remaja yang terjaring malam hari, akan dilakukan tes HIV-AIDS dan tes narkoba. Bila positif HIV-AIDS, mereka akan ditangani oleh Dinkes Surabaya. Kalau positif narkoba, BNN akan mengambil alih proses pendampingan. Sedangkan untuk kasus bolos sekolah, pihak sekolah dan orang tua akan dipanggil ke kantor Satpol PP.

Kabid Pengembangan Kapasitas Satpol PP Surabaya, Deny C. Tupamahu menuturkan, mulai Januari hingga 22 November 2016, total kenakalan remaja yang dijumpai tim satpol PP sebanyak 793 kasus. Rinciannya, 597 laki-laki dan 196 perempuan. Angka ini mengalami peningkatan jika dibanding tahun lalu sebanyak 675 kasus.

Namun demikian, menurut Deny, kenaikan temuan tidak bisa serta-merta disimpulkan bahwa kenakalan remaja di Surabaya meningkat. Pasalnya, pada 2016 ini, satpol PP melebarkan sayap sasaran razia dan lebih aktif menggelar operasi kenakalan remaja. Utamanya di warkop yang kini sudah menjadi lokasi rutin razia.

“Tahun lalu, warkop belum masuk sasaran utama kami. Tapi, karena jumlahnya ternyata cukup tinggi, maka dari itu tahun 2016 ini kami intensifkan razia di warkop-warkop pada saat jam sekolah,” tukasnya.(hdi/cn02)