Surabaya, cakrawalanews.co – Kondisi bangunan bersejarah memang tak banyak mendapat perhatian. Terbaru, bangunan cagar budaya berupa rumah eks radio perjuangan yang merupakan lokasi Bung Tomo berpidato saat perjuangan kemerdekaan 10 November 1945 yang berada di Jl. Mawar 10-12, Tegalsari, Surabaya dibongkar tanpa sepengetahuan Tim Cagar Budaya Kota Surabaya.
“Saya sudah melakukan bongkaran bangunan ini sejak 23 hari. Sebelumnya rumah utuh,” kata salah seorang yang menjadi mandor Bongkaran, Nadir, saat ditemui wartawan di Surabaya, Selasa.
Terkait dirobohkannya bangunan cagar budaya tersebut, pemerhati bangunan cagar budaya, Kuncarsono mengaku sempat kaget pada saat lewat Jalan Mawar, ternyata diketahui bangunan sudah rata dengan tanah.
“Padahal dari tempat inilah Bung Tomo membakar semangat arek Suroboyo saat awal-awal pertempuran 10 November 1945,” kata Kuncar, panggilan akrabnya.
Menurut Kuncar, di tempat itu suara berapi-api, pekik Takbir, Bung Tomo yang kerap didengar setiap peringatan kemerdekaan, dipancarkan di studio rahasia di rumah ini.
Ia menjeslaskan Bung Tomo, Ktut Tantri dan beberapa sahabatnya mendirikan Radio Pemberontakan Republik Indonesia dengan pemancar portable. Inilah studio radio bersejarah itu. Studio yang terpaksa diciptakan setelah RRI masih ragu dengan sepak terjang Bung Tomo.
Dari tempat inilah, perang 10 November kemudian berkobar. Dari pojokan kamar di bangunan inilah, ratusan ribu pejuang tersulut emosinya dan dari bangunan inilah, maka Surabaya kelak disebut kota pahlawan.
“Sayang sekali, lolos dari bom sekutu tahun 1945, hari ini, saksi bersejarah itu justru dihancurkan oleh bangsa sendiri, padahal bangunan yang berdiri tahun 1935 ini sudah masuk daftar cagar budaya melalui SK Wali Kota Suabaya No 188.45 tahun 1998,” katanya.
Sementara itu, Direktur Sjarikat Poesaka Surabaya Freddy H Istanto menyayangkan pembongkaran bangunan cagar budaya itu luput dari pantauan Tim Cagar Budaya Kota Surabaya.
“Saya juga baru tahu. Mestinya Satpol PP selaku penegak perda tahu. Ada pembongkaran kok tidak tahu,” ujarnya.
Ironisnya lagi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widyawati mengatakan belum tahu kalau ada pembongkaran itu.
“Nanti saya cek, apakah rekomendasi itu sesuai rekomendasi tim cagar budaya atau tidak,” katanya. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan mengirim tim cagar budaya untuk turun ke lapangan menyelidiki hal itu. (mnhdi/cn02)