
Surabaya, cakrawalanews.co- Beban pengolahan air dari Kali Mas untuk bahan baku PDAM, cenderung terus naik.
Hal tersebut disampaikan oleh Dirut PDAM Surya Sembada, Surabaya, Mujiaman.
Menurutnya, sumber air nya bersumber dari sungai kali mas tersebut mengalami banyak pencemaran karena perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
” Beban biaya pengolahan naik karena kami belum berhasil mengubah perilaku masyarakat di hulu untuk tidak membuang sampah sembarangan,” tutur dia.
Karenanya, dia mengimbau masyarakat untuk mulai mengubah pola pikir untuk tidak membuang sampah ke sungai.
Pria yang baru saja menjabat Dirut PDAM Surya Sembada ini menyampaikan, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir terhadap kualitas air yang diproduksi oleh PDAM menyusul pemberitaan perihal pencemaran Kali Mas.
Sebab, sebelum diproduksi menjadi air PDAM, jelas dia, bahan baku air tersebut sudah melalui proses pengolahan.
“Sampai saat ini kualitas air masih memenuhi mutu air minum yang disyaratkan pemerintah. Tugas PDAM mengelola air (yang dibeli) dari PT Jasa Tirta. Kalaupun ada pencemaran ataupun racun tertentu, kami lakukan pengaturan agar tercapai kualitas. Kami yakinkan masyarakat untuk tetap tenang, kami masih bisa mengendalikan kualitas air,” jelas Mujiaman.
Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya selama ini telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kualitas air sungai di Surabaya.
Upaya tersebut tidak hanya berupa tindakan pemeliharaan tetapi juga pencegahan yang melibatkan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) juga Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (PUBMP).
Penegasan tersebut disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi ketika menjadi narasumber di acara jumpa pers di kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Senin (17/7).
Disampaikan Musdiq Ali, berbagai upaya telah dilakukan oleh dinas nya untuk menjaga kualitas air sungai di Surabaya. Diantaranya dengan melakukan pengawasan ketat pada sumber-sumber pencemar yang masuk ke sungai.
Untuk sumber pencemar ini, Musdiq menyebut prosentase terbesar berasal dari rumah tangga termasuk apartemen sebesar 76 persen, kemudian dari industri sebesar 17 persen dan dari sumber lainnya sekitar 5 persen.
“Limbah domestik menjadi penyumbang pencemaran tertinggi,” ujar Musdiq.(hdi/cn02)