Mind Mapping adalah metode pembelajaran konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita yang menyimpan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi, melainkan dikumpulkan pada sel-sel saraf yang bercabang-cabang yang apabila dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang pohon. Pembelajaran menulis text recount menggunakan mind mapping diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi yang diajarkan.
Cara membuat Mind Mapping: pertama, menggunakan penekanan pada gambar di tengah-tengah kertas gambar mind mapping ditulis dengan tiga warna atau lebih, untuk gambar utama menggunakan asosiasi tanda panah ketika akan membuat koneksi antar cabang, kemudian menggunakan warna dan kode. Kedua, memberi kejelasan hanya satu kata kunci pada setiap garis, membuat garis sejajar dengan panjang kata, menghubungkan satu garis dengan garis lainnya. Ketiga, menebakan garis utama, menggambar sejelas mungkin dan meletakkan kertas secara horizontal.
Penerapan mind mapping dalam text recount, penulis mengambil lokasi penelitian di kelas VIII E SMP N 17 Tegal dengan jumlah 33 siswa pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018. Langkah-langkah yang dilakukan adalah: siklus pertama, penulis membuat catatan dengan metode mind mapping kemudian penulis menjelaskan teknis penulisan mind mapping serta manfaatnya.
Selanjutnya menyusun rencana program pembelajaran, memilih teks yang akan dicatat dengan metode mind mapping, lalu menyusun alat penilaian yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana mind mapping dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat kosakata yang baru mereka pelajari. Selain itu, menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi.
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan bertanya jawab seputar topik mengulang materi tata bahasa berupa penggunaan kalimat Simple Past Tense dalam Text Recount. Kemudian menjelaskan teknis penulisan Mind Mapping dan meminta siswa untuk mecatat ulang teks recount dari buku bahasa Inggris yang telah disiapkan dalam bentuk Mind Mapping.
Penulisan Mind Mapping ditekankan pada kata kerja ke dua yang digunakan dalam teks recount. Untuk setiap penulisan kata kerja ke dua, selalu diikuti dengan penulisan kata kerja pertamanya dan sebuah gambar yang mewakili arti dari kata tersebut. Dalam proses ini, siswa menggunakan bantuan kamus untuk mencari arti kosakata. Penulisan bersama observer mengamati masing-masing siswa dengan menggunakan lembar observasi.
Hasil uji kompetensi writing 1 adalah : kriteria sangat baik berjumlah 10 siswa (33,34%), kriteria baik berjumlah 4 siswa (13,34%), kriteria cukup 8 siswa (26,66%), sedangkan kriteria kurang berjumlah sama seperti kriteria cukup, yaitu 8 siswa (26,66%). Berdasarkan hasil kompetensi writing pada siklus ke 1, dapat diketahui bahwa Mind Mapping dalam siklus pertama ini belum berperan dalam membantu siswa memahami kosakata yang digunakan dalam teks recount. Setelah berdiskusi dengan observer, diketahui bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan mind mapping. Siswa memang sudah membuat mind mapping sesuai dengan petunjuk, namun semua siswa masih menggunakan pensil atau ballpoint untuk menuliskan mind mapping. Mereka belum ada yang menggunakan pensil warna atau spidol warna. Siswa juga kuarng berkreasi dengan gambar untuk mewakili arti dari kata yang ditulis.
Setelah melakukan refleksi siklus pertama dan menemukan kesalahan dalam pembuatan mind mapping, penulis meminta siswa untuk menyediakan pensil warna atau spidol warna untuk membuat mind mapping pada siklus ke 2. Hasil uji kompetensi writing siklus ke 2 adalah : kriteria sangat baik berjumlah 12 siswa (40%), kriteria baik 6 siswa (20%) dan kriteria cukup berjumlah 12 siswa (40%). Tidak ada siswa yang memiliki kriteria kurang pada siklus ke 2. Berdasarkan hasil prestasi writing pada siklus ke 2, banyak siswa yang sudah mampu menulis kalimat dalam pola Past Tense. Kesalahan yang paling besar dalam penulisan kata kerja menurut penulis adalah kesalahan dalam penulisan kata kerja bentuk ke dua. Namun, sudah tidak ada siswa yang menuliskan kata kerja bentuk pertama pada kalimat.
Manfaat Mind mapping terbukti dapat membantu siswa dalam memahami dan menghafal serta mengingat kambali kosakata bahasa Inggris yang berkaitan dengan teks recount. Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, pelaksanaan siklus pertama dan siklus ke dua dengan mind mapping terbukti mampu membantu siswa dalam memahami vocabulary teks recount. Hal ini bisa dilihat dari perbandingan kedua siklus tersebut. Dari siklus pertama sampai ke dua diketahui bahwa kriteria sangat baik mengalami peningkatan 2 siswa atau 6,66%, kriteria baik mengalami peningkatan sejumlah 2 siswa atau 6,66%, sementara kriteria cukup juga mengalami peningkatan 4 siswa atau 13,34%.
Pada siklus ke dua tidak ada siswa yang memperoleh nilai kurang. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa mind mapping dapat membantu siswa dalam memahami kosakata teks recount. Mind mapping juga terbukti mampu meningkatkan penguasaan kosakata bagi siswa kelas VIII E SMP N 17 Tegal.
Disclaimer : Setiap tulisan yang ditampilkan dalam cakrawala Opini adalah merupakan tanggung jawab penuh dari penulis