Surabaya. Cakrawalanews.co – Isu kudeta Partai Demokrat yang kini gaduh di tanah air, memang cukup menarik untuk dicermati. Saking menariknya masyarakat pun harus membagi perhatiannya pada isu “Kudeta Demokrat” ini dengan persoalan Covid dan bencana yang melanda Indonesia.
Semua bertanya, ada apa nya sehingga Demokrat harus dibidik untuk “dikudeta” ?
Kader Demokrat yang juga berlatar belakang seorang Dosen, Kuswanto mengulas kejadian “kudeta” ini sebagai kaitan menghadapi 2024.
Politisi bergelar Doktor bidang Hukum Politik lulusan Universitas Airlangga ini menjlentrehkan, jika seseorang yang sangat berambisi maju dalam kontestasi pilpres 2024, haruslah memiliki kendaraan partai yang mumpuni. Memenuhi syarat jumlah prosentase kursi untuk bisa maju sebagai calon presiden. Kalau bukan kader sebuah partai pasti bukan hal mudah.
Mau mendirikan sebuah parpol baru untuk mengusung nya sebagai capres butuh waktu, tenaga, energi dan modal besar untuk mewujudkan mimpi itu. Maka yang paling gampang adalah menguasai partai besar yang matang dan sudah dikenal rakyat. Lantas Kenapa harus Demokrat ?
“Karena Demokrat itu pernah
jadi Partai Pemenang Pemilu. Sehingga apapun dan siapapun yang mengelola Partai ini pasti menargetkan menjadi 3 besar bahkan menjadi Pemenang pemilu. Ini bukan slogan atau sebuah mimpi. Karena Partai Demokrat sudah pernah menjadi partai pemenang pemilu,” kata politisi gaek yang cukup paham strategi berpolitik sekaligus ahli hukum tata negara ini.
Apalagi saat ini kata Kuswanto pemilihnya sama dengan pemilih saat itu. Hanya saja Partai Demokrat butuh kembali mengola dan mengembalikan kepercayaan seperti saat itu. “Kondisi Ini tidak terlalu sulit bila strategi pemenangannya tepat. Apalagi orang tersebut yakin dia bisa melakukannya,”lanjutnya
Dosen Undar Jombang ini memaparkan, posisi Demokrat yang saat ini menjadi penyeimbang pemerintah yang berkuasa, diyakini masih punya peluang besar untuk
mengusung kader terbaiknya menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Catatan berikutnya Kuswanto melihat
Karena Partai Demokrat pernah menjadi Partai Pemenang Pemilu. “Tentunya popularitas Partai Demokrat menjadi suatu kekuatan tersendiri yang bisa dijadikan modal dalam kontestasi pemilu. Tinggal meningkatkan elektabilitasnya. Jadi kenapa harus di Kudeta. Karena siapapun yang bisa menguasai Partai Demokrat dan punya syahwat untuk ikut kontestasi menjadi pemimpin republik ini.
Maka uraiannya, diatas cukup menjadi alasan bahwa menguasai Partai Demokrat adalah sebuah modal awal dan modal besar untuk melangkah ikut kontestasi calon Presiden. Dan Biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih murah bila dibandingkan kalau membentuk partai baru yang belum tentu mendapat respon positif dari masyarakat pemilih atau gambling dengan mengembangkan partai yang sudah ada.
“Namun belum lolos Parlementary Threshold yang hasilnya juga belum tentu berkembang dengan baik. Jadi apapun alasannya tentu Partai Demokrat lebih menarik dan mempesona untuk dikuasai,” tegas Kuswanto.
Disisi lain kata pria yang juga Ketua Komisi D DPRD Jatim ini, bagi pemegang kekuasaan yang saat ini merupakan periode terakhir jabatannya. Tentunya sudah mulai menata calon penggantinya yang diambil dari partai koalisi yang berjasa mengusung dan mendukung saat pemilu lalu . “Jadi cukup jelas bila Partai Demokrat dibiarkan besar dan menggelinding dengan mulus menuju 2024 tentunya Partai Demokrat sangat layak menjadi saingan bahkan hambatan serta sandungan untuk memuluskan suksesi yg telah dipersiapkan,” katanya lebih dalam,”ujarnya
Namun bagi Kuswanto sebagai kader militan di Partai Demokrat, ia justru melihat inilah saat tepat untuk meneropong soliditas para kader, melihat militansinya untuk meyakinkan, bahwa orang orang yang ada ditubuh Demokrat adalah yang memang ingin berjihad untuk kebesaran Demokrat dan rakyat Indonesia. “Segala macam persoalan yang terjadi saat ini, saya rasa bisa jadi ujian kesolidan dan kekompakan seluruh kader di semua tingkatan. Menjadi motivasi karena diluar sana banyak tokoh nasional dan Partai Politik sangat tertarik untuk terus menghambat Partai Demokrat agar tidak jadi saingan bahkan sandungan di Pemilu yang akan datang. Sehingga segala cara akan dilakukan untuk melemahkan Partai Demokrat.
“Bahkan Bila memungkinkan Partai Demokrat layak untuk dikuasai sebagai kendaraan politiknya. Hanya saja realita berbicara lain semua rencana dan strategi yang mereka lakukan terpatahkan karena kader disemua tingkatan masih solid mendukung AHY bahkan semua berkeyakinan bahwa Partai Demokrat akan mengulang masa kejayaan sebagai pemenang pemilu dalam komando AHY,” tandasnya . (Caa)