Sementara bakal paslon Machfud Arifin-Mujiaman belum pernah mengungkap hasil swab test dengan alasan belum menerima hasilnya. Pasangan ini juga tidak mengikuti tahapan tes psikologi setelah tes usap, karena alasan yang tidak jelas.
“Saya tidak menyebut nama. Pokoknya di antara itu,” kata Nano, sapaan akrab Soeprayitno.
Beberapa waktu lalu sebelum pencalonan, Mujiaman pernah dinyatakan positif terpapar virus corona atau COVID-19. Saat itu, Mujiaman masih berposisi sebagai Direktur PDAM Kota Surabaya dan harus menjalani perawatan serta isolasi.
Nano menjelaskan alasan KPU Surabaya baru bisa memberikan keterangan saat ini karena belum memiliki landasan kuat. “Jadi, bukannya kami tidak transparan, tetapi kami sangat hati-hati sekali dalam menyampaikan ke publik,” ujarnya.
Namun, lanjut Nano, seiring dengan surat dari RSUD dr. Soetomo Surabaya tentang hasil swab tersebut, pihaknya akan mengirim surat ke salah satu bakal paslon agar melakukan isolasi mandiri terhitung sejak 7 hingga 17 September 2020.
“Isolasi mandiri tidak hanya untuk bacawali, tapi bacawawalinya juga,” katanya.
Permintaan isolasi mandiri bakal paslon tersebut merupakan masukan dari pihak RSUD dr. Soetomo Surabaya.
Menurut Nano, di antara tanggal 18-19 September akan dilakukan swab ulang dan jika hasilnya sudah negatif, bisa dilanjutkan pemeriksaan kesehatan bakal paslon.
“Tapi, kalau hasilnya tidak sesuai harapan (positif), isolasi mandiri ditambah tiga hari lagi. Sedangkan pada tanggal 21-22 September akan dilakukan tes psikoligi dan kesehatan,” katanya.(hadi/ant)