Jakarta, Cakrawalanews.co – Keputusan pemerintah melakukan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara bertahap, terutama untuk daerah yang bukan zona merah merupakan kebijakan yang tepat dan patut didukung. Pemberlakuan PSBB yang terlalu ketat dan berkepanjangan bisa mengakibatkan daya rusak ekonomi yang sangat parah, terutama untuk lapisan masyarakat yang ada di dasar piramida. “Tetapi perlu disadari bahwa relaksasi ini bukan semata – mata bahwa kita sudah bebas dari Covid-19. Ancaman itu tetap ada dan tetap perlu diwaspadai” ungkap politisi nasional PDI Perjuangan Dr. Ir. Harris Turino Kurniawan MSI, MM dalam rilisnya Jumat (24/7/2020).
Maka dari itu menurutnya, kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga jarak atau social and physical distancing, rajin mencuci tangan dan memakai masker mutlak dilakukan. Ini bukan semata untuk melindungi orang lain, tetapi juga melindungi diri sendiri.
“Kalau masyarakatnya tidak tertib menjaga protokol kesehatan, maka akan ada harga yang sangat mahal yang harus dibayar. Pertama kita bisa terinfeksi atau menularkan kepada kerabat kita. Memang terinfeksi bukan berarti kiamat, tetapi banyak sekali kerepotan yang bakalan menyandera kita. Belum lagi dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan kita bila memang sampai merusak paru-paru kita” ujarnya
Kedua menurutnya, adalah bagi bangsa Indonesia. Kalau negara ini tidak mampu mengendalikan penularan, maka ekonomi Indonesia bakalan amblas lebih dalam lagi. “Tidak bakalan ada orang asing yang bersedia berkunjung ke Indonesia, baik untuk berwisata maupun berbisnis. Indonesia akan diasingkan dan ini jelas hanya akan menguntungkan negara-negara lain pesaing kita, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam yang gemar mengolok-olok kita” tutur pengusaha dan akademisi ini.
Harga mahal ketiga yang harus dibayar yakni; orang Indonesia juga pasti akan dipersulit untuk berkunjung ke luar negeri, baik untuk berbisnis maupun berwisata. “Bayangkan, apa jadinya apabila tahun depan Indonesia dilarang mengirimkan jemaahnya untuk menunaikan ibadah haji. Hanya gara-gara ketidak-patuhan kita soal menjaga kesehatan dan memakai masker. Padahal para jemaah mungkin sudah menunggu bertahun-tahun untuk bisa menunaikan rukun Islam ke 5 yang sudah mereka dambakan. Kita tentu berdosa pada mereka hanya karena sikap abai kita” imbuhnya
Kalau masyarakatnya masih juga tidak tertib dalam menjaga protokol kesehatan, maka akan ada harga yang harus dibayar yang keempat yakni ekonomi kita diprediksi akan hancur. Dan akan menjadi negara miskin yang penduduknya bergelimang penyakit. Padahal saat ini negara Indonesia tergolong dianggap paling mampu mengendalikan dampak covid-19 terhadap kehidupan ekonominya.
“Ini tentu momentum yang luar biasa bagi kita untuk mengejar ketertinggalan kita selama ini agar kita benar-benar bisa menjadi lima besar raksasa ekonomi dunia di tahun 2030. Mari kita selamatkan diri kita dan Indonesia dengan tetap menjalankan protokol kesehatan di masa pademi covid 19 ini” pungkas Harris Turino. (Dasuki Raswadi)