Surabaya, Cakarawalapost.com – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Carnavian dalam jumpa persnya memastikan pelaku bom bunuh diri di tiga lokasi di Surabaya tak lepas dari kelompok yang bernama Jemaah Anshorut Daulah (JAD) dan Jemaah Anshorut Tauhid (JAT)
Kedua kelompok ini yang merupakan pendukung utama ISIS. Di Indonesia JAT didirikan dan dipimpin oleh Aman Abdurahman yang sekarang ditahan di Mako Brimob. “Kelompok pendukung utama ISIS di Indonesia yang dipimpin oleh Aman abdurahman,” kata Tito.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga menyatakan pelaku bom di tiga gereja diduga kuat adalah satu keluarga. “Tim sudah diidentifikasi pelaku. Pelaku diduga satu keluarga. Seperti di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno yang menggunakan mobil avanza diduga adalah bapaknya bernama Dita Prianto,” kata Kapolri saat merilis peristiwa itu di Rumah Sakit Bhayangkara Mapolda Jatim.
Tito melanjutkan, sebelum melakukan aksi di Gereja Pantekosta, pelaku terlebih dahulu menurunkan istri yang bernama Puji Kuswati dan dua anak perempuan bernama Fadila Sari (12) dan Pamela Riskita (9). Sementara pelaku di Gereja Katolik Santa Maria Tak bercela adalah dua orang laki-laki yang diduga anak Dita.
“Satunya adalah Yusuf Fadil usia 18 tahun dan Firman Halim berusia 16 tahun. Semuanya adalah jenis bom bunuh diri namun jenis bomnya berbeda,” ujar Tito.
Dijelaskannya, pelaku bom di Gereja Pantekosta meletakkan di dalam mobilnya. Setelah itu Dita menabrakan mobilnya karena merasa terdesak. Sedangkan di GKI Jalan Diponegoro, tiga bom diletakkan di pinggang. Itu terlihat karena baik ibu dan anak mengalami luka dan rusak di bagian perut. Sementara atas dan bawah masih utuh.
“Kalau di gereja di Ngagel menggunakan bom yang dipangku. Kita belum paham bom apa ini jelasnya. Ini bom pecah dengan efeknya yang besar dibawa dengan sepeda motor,” ucapnya.Sampai saat ini, tim Laboratorium Forensik Polda Jatim masih menyelidiki bahan peledak apa yang dipakai.
Motif aksi ini lanjut Kapolri diduga karena di tingkat Internasional ISIS ini ditekan oleh kekuatan-kekuatan baik dari barat yakni Amerika, Rusia dan lainnya, sehingga memerintahkan semua jaringan yang ada di luar termasuk yang sudah kembali ke Indonesia untuk melakukan serangan di seluruh dunia.
Sebelumnya dari informasi yang dihimpun Cakarawalapost.com, rentetan bom terjadi di 3 lokasi yaitu di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela yang beralamat di Jalan Ngagel Madya Utara, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jemaat Sawahan di Jalan Arjuno, dan Gereja Kristen Indonesia Diponegoro 146 di Jalan Raya Diponegoro. Jumlah korban tewas akibat ledakan bom di tiga gereja di Surabaya terus bertambah. Total ada 13 korban tewas dan korban luka jumlahnya masih sama 41 orang.(wan)