Surabaya, cakrawalanews.co –Tingginya angka tindak kekerasan seksual yang belakangan ini terjadi, membuat banyak pihak melakukan antisipasi.
Begitu juga halnya dengan kepala daerah yang bertanggung jawab akan wilayahnya. Bersama Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur (Jatim) Gubernur Jatim Soekarwo membuat gerakan guna mengontrol perilaku remaja terutama disekolah-sekolah.
“ Kita akan buat gerakan bersama pak Saiful Rahman (Kepala Dispendik Jatim) dan Dinas Sosial Jatim untuk mengontrol perilaku anak muda disekolah” ujar Soekarwo, Senin (23/05) kemarin.
Gubernur Jatim menilai situasi saat ini sudah tidak bisa dibiarkan karena sangat berbahaya. Pihaknya menilai moral masyarakat sudah di titik nadir.
Kasus di Sidoarjo yang mengakibatkan korban hamil 8 bulan adalah salah satu contoh kejadian kejahatan seksual yang sangat miris, karena korban kejahatan seksual dianggap sebuah aib.
“Kita sudah ketemu Mensos. Lingkungannya tidak mau menerimanya lagi dan meminta pergi dari kampungnya. Sudah anaknya alami keterbatasan mental ditambah menjadi korban seksual, lantas disuruh pergi,” ungkap Soekarwo.
Masyarakat terkesan streotip (pemikiran keliru) dimana wanita tidak berbudaya. Maka, gubernur meminta kepada masyarakat agar tidak menganggap wanita seperti budak.
“Tidak semua seperti itu, perempuan dianggap seperti budak. Ada streotip yang keliru di masyarakat, wanita dianggap tidak berbudaya,” paparnya.(mnhdi/cn01)