Pengembangan sarana infrastruktur menjadi faktor penting dalam menunjang sektor kepariwisataan di Jatim, terutama di Malang Raya yang meliputi Kab. Malang, Kota Batu dan Kota Malang.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf saat menjadi pembicara pada seminar pariwisata di Hotel Klub Bunga, Jumat (11/12).
Ia mengatakan, dibutuhkan dukungan peningkatan pembangunan sarana infrastruktur jalan dan sarana pendukung kepariwisataan lainnya di Malang Raya. “Jika musim high season atau puncak liburan pada hari sabtu-minggu wisatawan dari Surabaya atau daerah lain yang akan menuju ke Malang/Batu pasti akan macet,” ungkapnya.
Menurutnya, dibutuhkan perhatian semua pihak untuk mengatasinya. Salah satu solusi guna mengurai kemacetan yang terjadi adalah membangun akses transportasi. Salah satunya dengan sarana kereta api yang terhubung dari bandara/terminal maupun pembatasan kendaraan yang masuk ke daerah wisata. Selain itu, jalur-jalur alternatif menuju Malang juga bisa dimanfaatkan wisatawan yang akan berkunjung.
Bedasarkan data yang ada, tercatat pada tahun 2014 Wisatawan Nusantara (Wisnus) di Jatim mencapai 45,6 juta orang, jumlah ini meningkat sebanyak 5,9 juta atau 14,93 persen dari tahun 2013 sebanyak 39,68 juta.
Berdasarkan data, wisatawan mancanegara Jatim tahun 2014 sebanyak 463.596 orang, jumlah tersebut naik 162.687 wisatawan atau meningkat dari 54,07 tahun 2013 sebanyak 300.909 orang. “Wisata alam masih menjadi primadona wisman berkunjung ke Jatim,” ungkapnya.
Perkembangan usaha pariwisata di Jatim juga terus meniingkat. Pada tahun 2013 sebanyak 772 Daya Tarik Wisata (DTW) dengan jumlah akomodasi sebanyak 1.511 unit naik 9,8 persen dari tahun 2013 sebanyak 1.376 unit dengan kapasitas 41.347 kamar. Sedangkan, perkembangan usaha pariwisata di bidang restoran dan rumah makan sebanyak 2.425 unit, terdiri dari restoran 571 unit dan rumah makan 1.854 unit.
Gus Ipul mengatakan, kegiatan pariwisata ini harus melibatkan banyak sektor dan pelaku terkait. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Kinerja pariwisata ini sangat tergantung pada keterpaduan antar sektor dan wilayah mulai dari wisatawan, transportasi, akomodasi, objek/atraksi, souvenir, makan dan minuman hingga hiburan saling berkaitan.
Malang Raya menjadi daya tarik dan pasar utama wisman ke Jatim. Keberadaan wisman yang berkunjung ke Malang Raya ini banyak berasal dari negara Malaysia, Singapura, Cina, Taiwan, Japan, USA, Korea Selatan, Hong Kong, Thailand dan Australia. Daya tarik yang ditawarkan dan sering menjadi tujuan wisata di Jatim antara lain, Kab. Probolinggo (Gunung Bromo, Surabaya (House Of Sampurna, Ciputra Water Park, Masjid Cheng Ho), Banyuwangi (Plenkung dan Kawah Ijen), Bondowoso (situs megaliticum,argo wisata kalisat, Malang (Candi Singosari).
Gus Ipul menegaskan, bahwa dunia pariwisata turut menyerap tenaga kerja sebesar 200.893 orang atau naik sekitar 3,3 persen dibanding 194.479 pada tahun 2013. Tenaga kerja yang terserap di akomodasi sebesar 34,67 persen restoran, rumah makan sebesar 34,58 persen. Kemudian usaha rekreasi dan hiburan umum sebesar 19,22 persen dan sisanya terserap di dunia usaha daya tarik wisata dan usaha perjalanan wisata sebesar 11,53 persen.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, bahwa Sumber Daya Manusia bidang pariwisata harus memiliki bekal dan keahlian terutama harus memiliki sertifikat.
Ia menegaskan, bahwa tujuan pembangunan destinasi pariwisata Indonesia adalah dapat meningkatnya kualitas dan kuantitas pariwisata. Selain itu, destinasi pariwisata Indonesia harus aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat. “Kita berharap di tahun 2020, sektor wisata bisa menjadi penghasil devisa terbesar di indonesia. Pariwisata harus menjadi sektor unggulan di Indonesia.(hms/cn01)