Surabaya, Cakrawalanews.co – Sebagai upaya menyongsong bonus demografi 2019, Pemprov Jatim melakukan berbagai upaya, diantaranya menerapkan dual track. Maksud dual track adalah memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan memiliki daya saing.
Dual track yang pertama adalah memperbaiki kualitas pendidikan formal, diantaranya menambah kurikulum untuk SMA. Kurikulum yang dimaksud adalah menyisipkan pendidikan vokasional. Selama ini pendidikan vokasional sudah diterapkan di SMK.
Dual track juga diterapkan di sektor informal. Secara prinsip adalah mempersiapkan ketenaga kerjaan di Jatim, yaitu membenahi Balai Latihan Kerja (BLK). “Apabila SMA memiliki kurikulum pendidikan vokasional maka akan menambah kualitas lulusannya,” kata Gubernur Jatim Soekarwo, Jumat (11/8/2017).
Untuk mendukung hal tersebut, kata Soekarwo, Pemprov Jatim bekerja sama dengan semua rektor yang memiliki fakultas teknik sipil. Tujuannya adalah agar bisa menjadi pembina untuk SMK maupun SMA. Selain itu juga membantu meningkatkan sekolah yang belum memiliki akreditasi.
Selain itu, melalui SMK Mini menjadi solusi terhadap kebutuhan ketenagakerjaan. Di Jatim ada 270 SMK mini yang memproduk 54 ribu tenaga kerja pertahun. Untuk menampung dan meningkatkan kualitas siswa SMK Mini, Pemprov Jatim membuat MoU dengan 29 pengusaha Jerman yang ada di Jatim.
“Nantinya siswa SMK Mini akan mendapatkan tempat magang yang berskala internasional tujuannya agar memiliki daya saing,” ucap Pakde Karwo, sapaan akrabnya. (idi)