Tulungagung, Cakrawalanews.co – Warga di sepanjang aliran sungai penghubung Blitar-Tulungagung resah, jelang musim penghujan. Mereka khawatir, aliran sungai yang berhilir ke Sungai Brantas itu meluap dan menyebabkan banjir. Oleh karena itu warga di Tulungagung – Biltar minta pemerintah untuk segera melakukan normalisasi sungai di Tulungagung dan Blitar tersebut.
Pasalnya, sungai tersebut kini mengalami pendangkalan. Bahkan, di beberapa titik di wilayah Tulungagung, posisi sungai hampir datar. “Nah, kalau tidak dikeruk pasti meluap. Bukan hanya pemukiman, sawah-sawah warga juga bisa tenggelam,” kata Kepala Desa Pucung Lor, Kecamatan Ngantru, Tulungagung, Imam Sopingi saat serap aspirasi anggota DPRD Jatim, Guntur Wahano di Pucung lor Tulungagung, Selasa (26/11)
Imam menjelaskan, setiap kali masuk musim penghujan lahan pertanian di Desa Pucung Lor selalu kebanjiran. Imbasnya, ribuan hektar tanaman pagi gagal panen. “Maka Maka harapan kami ada upaya pengerukan. Agar aliran air bisa lancar menuju sungai Brantas. Tidak meluber dan menyebabkan banjir,” katan Imam.
Anggota Komisi D DPRD Jatim Guntur Wahono mengatakan, normalisasi sungai di sepanjang Blitar-Tulungagung memang cukup vital, terutama bagi warga di dua wilayah tersebut. Karena itu, pihaknya mengupayakan intervensi pemerintah provinsi untuk mengatasinya. “Pada pembahasan APBD 2020 kemarin, alokasi untuk normalisasi sungai memang ada. Tetapi usulan dari sini (Tulungagung-Blitar) belum masuk. Maka, kami akan menyampaikan masalah ini kepada dinas terkait,” kata politisi PDI Perjuangan ini.
Tak hanya itu, Guntur juga mendesak kepada Dinas PU Pengairan Provinsi untuk cek lapangan. Langkah ini penting untuk mengetahui kondisi sekaligus kebutuhan penanganan. “Ini harus menjadi perhatian serius. Sebab, sebentar lagi musim hujan datang. Jangan sampai warga jadi korban,” katanya.
Guntur mengatakan, sudah sejak tiga tahun terakhir ini warga, utamanya petani terkena dampak buruk dari aliran sungai tersebut. Akibatnya, komoditas pertanian tidak berbuah maksimal. “Padahal, Blitar-Tulungagung ini sudah ditetapkan pemerintah sebagai lumbung pangan (padi). Kalau kondisinya seperti ini, pastinya sulit terealisasi,” katanya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungung mengimbau warga untuk waspada. Sebab, berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, hujan deras akan terjadi sepanjang bulan Desember. Puncaknya terjadi pada Januari-Februari. Berdasarkan data BPBD Tulungagung, beberapa wilayah di Tulungagung rawan terjadi banjir. Yakni beberapa desa di Kecamatan Bandung dan Besuki. Sedangkan wilayah rawan longsor terjadi di daerah pegunungan, seperti Pagerwojo dan Sendang. (Caa)