Bojonegoro.cakrawalanews.co – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menyatakan proses distribusi air bersih untuk warga yang daerahnya mengalami kekeringan akan berakhir pada pertengahan November. Hingga saat ini, BPBD terus meningkatkan jumlah distribusi air bersih agar kebutuhan warga terpenuhi.
“Pendistribusian air bersih masih berlangsung, meskipun sudah turun hujan, tapi warga masih kesulitan air bersih,” kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro, MZ. Budi Mulyono, Senin, (5/11).
Ia menjelaskan pendistribusian air bersih setiap hari jumlahnya ditingkatkan menjadi berkisar 12 hingga 15 tangki dengan muatan 5.000 liter per tangki, di antaranya delapan tangki yang didistribusikan langsung BPBD. “Pendistribusian menjadi meningkat karena ada sejumlah lembaga, juga calon anggota legislatif, komunitas, juga warga secara pribadi yang ikut mendistribusikan air bersih,” terangnya.
Lebih lanjut, Budi mencontohkan di sejumlah desa di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, antara lain Kelurahan Ledokkulon, Desa Ledokwetan, Desa Kauman. Begitu juga desa lainnya di Kecamatan Kota, warga di daerah setempat sangat membutuhkan pasokan air bersih.
“Warga di sejumlah desa di tepian Bengawan Solo itu sumurnya mengering, disebabkan debit air sungai terpanjang di Pulau Jawa yang melintasi wilayah Bojonegoro menyusut. Total saat ini ada 430 desa/kelurahan di Bojonegoro membutuhkan air bersih,” ujarnya.
Sebagai informasi, Pemkab Bojonegoro mengalokasi anggaran sekitar Rp 200 juta dari APBD 2018 untuk pengadaan air bersih bagi warga masih belum habis sampai pertengahan November. Data di BPBD setempat mencatat kesulitan air bersih dialami sekitar 20.814 kepala keluarga (31.845 jiwa) di 117 dusun di 72 desa yang tersebar di 18 kecamatan. (wan/jn/luk)