Mojokerto, cakrawalanews.com – Sebagai upaya penguatan dan pendampingan pembangunan zona integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas Korupsi atau Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBK/WBBM) pemantauan dilakukan di UPT jajaran pemasyarakatan. Kali ini, Kamis (9/5) kegiatan dipusatkan di Lapas Jombang dan Lapas Mojokerto. Rombongan dipimpin Direktur Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (Dirbimkemas) Ditjen Pemasyarakatan, Anas Saeful Anwar.
Ia didampingi Kabag Program dan Humas Meirina Saeksi dan Kasubid Bimbingan dan Pengentasan Anak Sukir. Sesampainya di Lapas, rombongan disambut langsung Kalapas Jombang Wachid Wibowo. Tim lalu meninjau kondisi fisik dan layanan di Lapas.
Anas mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Lapas Jombang. Apalagi dalam aspek pembinaan WBP maupun pegawai. Menurutnya, modal untuk mendapatkan predikat WBK sudah sangat banyak. “Tinggal konsisten dan kontrol yang baik untuk memastikan seluruhnya berjalan sesuai koridor,” ujar Anas.
Anas juga mewanti-wanti agar para pegawai dan stakeholder terkait tahu serta paham program WBK. Hal-hal dasar terkait upaya pemberantasan korupsi harus disosialisasikan dan didokumentasikan. “Ketika ada penilaian nanti, semua harus sudah siap,” terangnya.
Kalapas Jombang mengungkapkan ada beberapa inovasi layanan yang dilakukan pihaknya. Salah satunya adalah menambah waktu kunjungan khusus setiap bulan pada minggu kedua. Hal ini untuk memberikan kesempatan kepada keluarga WBP yang tidak bisa berkunjung saat hari kerja.
Selain itu, pihaknya juga punya inovasi untuk memberantas peredaran halinar. Yaitu dengan memperbanyak KBU wartel. Selama ini, jumlah KBU hanya 6, namun sudah ditambah menjadi 26. Semua pembangunannya bekerja sama dengan koperasi pegawai. “Koperasi jadi tulang punggung Lapas Jombang dalam usahanya membangun WBK,” tutur Wachid.
Saat di Lapas Mojoketo, Anas menyampaikan, pembangunan ZI menuju WBK/WBBM menutut perubahan menyeluruh baik mindset maupun culture set. Untuk itu, perlu komitmen seluruh pihak.
Di hadapan seluruh pegawai Lapas Mojokerto, Anas memberikan penguatan dan pendampingan pembangunan ZI menuju WBK/ WBBM. Dia didampingi Kabag Program dan Humas Meirina Saeksi dan Kasubid Bimbingan dan Pengentasan Anak Sukir.
Menurut Anas, pegawai harus mengubah mindset yang biasa dilayani menjadi semangat melayani. Salah satunya dengan berprinsip 3S (Senyum, Sapa dan Salam). “Kuncinya tim harus solid dan mau berubah,” ujar Anas.
Anas melanjutkan, para pegawai harus mau keluar dari zona nyaman, karena WBK adalah mengembalikan semua fungsi ke bentuk idealnya. “Jika kita berpredikat WBK, kita akan punya . ( wan/jnr)