Peran MUI diharapkan untuk menjaga Islam tetap ditengah, di jalan yang lurus, islam yang moderat dan tidak ekstrem. setidaknya itulah yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo membuka Munas IX Majelis Ulama Indonesia (MUI), di gedung negara Grahadi, Selasa (24/8).
“Itulah harapan saya, MUI dapat menjalankan perannya baik di Indonesia maupun dunia,” harapnya.
Seiring dengan semakin kompleknya masalah berbangsa dan bernegara, khususnya melambannya pertumbukan ekonomi nasional akhir-akhir ini, Jokowi, demikian sapaan akrab Presiden, mengharapkan, peran konstruktif MUI dalam memandu dan membangkitkan optimisme masyarakat untuk berpikir optimis dan berpikir positif dengan melakukan kerja yang produktif, sehingga terbangun sebuah solidaritas dalam keberagaman Indonesia.
Dengan cara itu, kata Jokowi, “Sebagai negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia , kita bisa memberikan kontribusi yang signifikan kepada tatanan dunia yang berkeadilan dan berkeadaban,” tegasnya.
“Saya minta MUI tetap menjadi mitra strategis pemerintah, yaitu mendukung program-program yang membawa kemaslahatan rakyat/ umat melalui penggalangan potensi umat Islam untuk pembangunan-
Presiden Jokowi-
“Saya minta MUI tetap menjadi mitra strategis pemerintah, yaitu mendukung program-program yang membawa kemaslahatan rakyat/ umat melalui penggalangan potensi umat Islam untuk pembangunan. Pemerintah selalu membuka diri, dan dengan senang hati menerima pemikiran/ masukan MUI yang selama ini sudah sering dilakukan. Dan sebagai penjaga moral bangsa saya persilahkan MUI, baik diminta atau tidak untuk memberikan saran dan input kepada pemerintah,”ujar Jokowi.
Sementara itu Gubernur Jatim Pakde Karwo, mengutarakan bahwa, selama ini Pemprov. Jatim dengan MUI Jatim hubungannya sangat erat. Salah satu program kerja sama 2010 membuat MoU dengan MUI, yaitu menangani permasalahan WTS di Jatim.
Di Jatim terdapat 7.217 WTS yang tersebar di 47 lokalisasi prostitusi yang tersebar di wilayah Jatim. Untuk mempercepat penutupan lokalisasi tersebut, semua ulama dikumpulkan dan MUI Jatim membentuk diklat kaderisasi khusus Dai ke lokalisasi atau IDEAL (Ikatan Dai Areal Lokalisasi).
Saat ini lokalisasi di Jatim telah tutup, hanya tinggal satu yang belum, yaitu di Kota Mojokerto dengan jumlah 83 orang WTS yang masih tinggal disana. “Insya Allah, mereka akan dididik dan diberikan bantuan untuk beralih profesi. Karena, janji Allah kalau maksiat dihilangkan akan turun pertolongan dari Allah SWT,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Umum MUI Prof Dr Din Samsudin mengharapkan, konsep Islam al-Wasatiyyah yang dijadikan tema utama Musyawarah Nasional (Munas) MUI ke IX dijadikan rujukan umat untuk peradaban Indonesia dan Dunia.
“Sebelumnya sudah ada Islam Nusantara ala NU, lantas ada Islam Berkemajuan ala Muhammadiyah, dan kini ada Islam Wasatiyyah dari MUI. Ketiganya memiliki visi yang sama,” katanya.
Konsep Islam Wasatiyyah, lanjutnya, saat ini sedang hangat dibicarakan di dunia internasional karena Wasatiyyah memang tak mudah diterjemahkan dari sisi kebahasaan.
Prinsip Islam Wasatiyyah, adalah prinsip jalan tengah, jalan lurus dan moderat. “Tentu jalan tengah ini bertumpu pada tauhid. Wasatiyyah berarti menolak segala bentuk ekstrimisme dan Thoghut (melampaui batas),” katanya.
Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Agama, Menteri Sekretaris Kabinet, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo beserta Dra Hj Nina Soekarwo, Wakil Gubernur Jatim Gus Ipul dan Ny Hj Fatma Saifullah Yusuf, tokoh agama, Ketua MUI Jatim KH Abdussomad Buchori serta beberapa ulama, pejabat, dan tokoh masyarakat lainnya.(hms/mnhdi)