Surabaya, cakrawalanews.co –
Tak ingin larut dalam tekanan isu calon boneka, partai Demokrat Surabaya bersiap-siap memanaskan mesin politikya untuk melawan pasangan petahana di Pilkada Surabaya 2015. sekaligus ingin mematahkan ekspetasi kemenangan PDI P Surabaya yang kabarnya memasang target 90 persen suara.
Hal tersebut dilungkapkan oleh Sekretaris DPC Demokrat Surabaya, Juanedi mengatakan jika dalam waktu dekat pihaknya segera membentuk tim pemenangan untuk pasangan Rasiyo-Abror, sebagai pemanasan mesin politik di partainya.
“Dalam waktu dekat, kami segera membentuk tim pemenangan untuk pasangan Rasiyo-Abror, yang sekaligus untuk melakukan pemanasan mesin politik untuk Pilkada Surabaya 2015,” ucapnya kamis, (20/8).
Nantinya, Lanjut Junaedi, kami tidak hanya dua partai (Demokrat-PAN) tetapi, komunikasi politik dengan beberapa partai lain juga sedang berjalan, dengan demikian kami mempunyai kekuatan mesin politik yang benar-benar bisa mengimbangi bahkan melampaui kekuatan lawan.
Terkait ekpetasi kemenangan PDI P, Herlina Harsono Nyoto anggota DPRD Surabaya yang saat ini menjadi salah satu pengurus DPC Demokrat Surabaya mengatakan jika ekpetasi kemenangan PDIP untuk memperoleh suara sampai lebih dari 90 persen dinilainya amat sangat mustahil.
“Pak Wisnu Sakti pernah bilang akan menang 93 persen jauh diatas kemenangan Jokowi, itu mustahil. Kalau tidak mencapai 93 persen itu, akan jadi kekalahan PDIP pertama,” tegasnya.
Herlina yang saat ini menduduki posisi Ketua Komisi A DPRD Surabaya yakin dengan sisa waktu sekitar 3 bulan akan mampu membalikkan keadaan. “Dalam keyakinan Demokrat, Pak Rasiyo akan jadi kuda hitam. Seperti saat Bu Risma di Pilwali Surabaya 2010. Menang tanpa disadari,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Herlina juga mengatakan jika pihaknya akan kembali membuktikan sejarah kemenangan Partai Demokrat dalam memenangkan pemilihan kepala daerah. Menurutnya, Demokrat pernah membuktikan Kota Surabaya bukanlah lumbung PDIP di Pilgub Jatim.
“Saat pilgub kan KarSa di Surabaya menang. Padahal, PDIP menganggap Surabaya sebagai lumbung tapi itu tidak terbukti dan akan kita buktikan kembali saat Pilwali,” pungkasnya.(herr/mnhdi)