Surabaya, cakrawalanews.co – Rencana menjadikan kota Surabaya dan Malang sebagai pilot project sistem pemberlakuan plat nomor ganjil genap, bagi kendaraan bermotor yang melintas oleh Dinas Perhububungan dan LLAJ Provinsi Jatim, dikritisi anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya Vincensius Awey sebagai kebijakan yang ceroboh.
Ia beralasan mass transportation yang ada di kota Surabaya belum disediakan secara maksimal oleh negara.
“Bagaimana menerapkan sistem genap ganjil kalau keberadaan mass transportation belum disediakan oleh negara” tegas Awey.
Awey menjelaskan, beda lagi kalau sistem ganjil genap diterapkan, setelah urban transportation itu sudah tersedia sebagai transportasi perkotaan. Sehingga mengkondisikan warga perkotaan lebih menggunakan mass transportation sebagai transportasi sehari hari.
“Maka diberlakukanlah yg namanya Traffic demand manajemen. Salah satunya pemberlakuan ERP (electronic road pricing / kawasan berbayar), pemberlakuan sisten genap ganjil” terangnya.
Awey kembali menegaskan kalau sistem genap ganjil tetap dipaksakan berlaku sebelum solusi transportasi perkotaan dihadirkan. Sama saja melarang warga perkotaan utk menggunakan kendaraan pribadi tetapi tidak diberikan solusi transportasi perkotaaan yg memadai.(nafan hadi)