Surabaya,cakrawalanews.co – Sejumlah anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Papua dan Papua Barat, berupaya menemui mahasiswa Papua di asrama Jalan Kalasan, Surabaya. Namun sayangnya, tidak ada satupun dari penghuni yang keluar.
Tidak berhasilnya upaya dialog dengan mahasiswa Papua membuat Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP, Jimmy Demianus Ijie akan mencoba kembali datang sewaktu-waktu dan mencoba berkoordinasi terus dengan penghuni asrama. Bahkan, ia juga akan mengupayakan komunikasi dengan cara adat.
Hal itu disampaikan Jimmy saat berada di depan Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya. Ia dengan rekannya sempat turun dari mobil sesaat berhenti tepat depan pintu gerbang asrama. Namun di pintu gerbang asrama sudah bertuliskan penolakan.
Tidak menyerah, tampak Jimmy intens menggunakan telp genggamnya untuk bertelpon, yang diperkirakan berusaha untuk menghubungi salah satu penghuni, agar bisa bertemu dan bersapa. Namun keduanya tidak berhasil masuk. “Kami berkomunikasi langsung dengan mereka yang dari informasi yang disampaikan mereka itu merasa perlakuan tidak adil,” ujarnya, Rabu (21/8).
Meskipun hari ini tidak berhasil bertemu dengan penghuni asrama Kalasan, Jimmy akan terus berusaha agar bisa berkomunikasi dengan mereka. Pendekatan dengan cara cara adat, akan dilakukan.
“Kami tetap mengupayakan cara-cara pendekatan adat untuk bertemu dengan mereka. Hari ini kami tidak bertemu dengan mereka bukan berarti gagal, tidak. Ini kesempatan yang tertunda saja karena kami pun datang tiba-tiba mungkin kami kembali akan mempersiapkan lagi,” paparnya.
Berdasarkan komunikasi yang disampaikan Jimmy, bahwa para penghuni asrama merasa diperlakukan tidak adil, perihal kejadian bendera merah putih jauh di selokan. Dimana sampai saat ini belum diketahui siapa yang melakukan.
“Kan belum ditemukan siapa yang melakukan. Apakah mereka atau ada orang yang memprovokasi mereka, itu yang tidak terungkap itu juga yang memicu kekecewaan di Papua,” tuturnya.
Sebagaimana pengakuan penghuni asrama kepada Jimmy, saat peristiwa datangnya Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP) datang, para penghuni tidak mau keluar, lantaran takut dan khawatir. “Mereka kan tidak mempersenjatai diri, mereka biasa-biasa saja. Bisa datang baik-baik ngomong gitu,” ceritanya.(jnr/wan/afr/s)