Di tempat terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Sekolah Menengah (Sekmen), Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Tri Aji Nugroho menilai, di tengah banyaknya warga yang membutuhkan, ternyata pelajar di Surabaya justru menginisiasi gerakan sosial.
Menurutnya, gerakan ini sebagai wujud bahwa pelajar Surabaya memiliki empati yang tinggi dan peka terhadap lingkungan sosial.
“Ini menjadi sebuah gerakan yang luar biasa. Hal ini juga menunjukkan bahwa peserta didik di Surabaya itu empatinya tinggi dan peka terhadap lingkungan sekitar,” kata Aji sapaan lekatnya.
Melalui aksi kemanusiaan ini, Aji juga mendorong pihak sekolah agar support dan memfasilitasinya. Seperti contohnya di SMPN 1 Surabaya yang menyediakan drop box untuk memudahkan pelajar atau orang tua ketika ingin memberikan bantuan.
“Semua sekolah nanti baik itu sekolah negeri swasta, kita berharap semuanya ikut tergerak. Bukan hanya siswa mungkin juga guru-guru atau siapapun,” pesannya.
Meski diinisiasi pelajar Surabaya, Aji menyatakan, bahwa Dispendik juga melakukan koordinasi dan evaluasi terkait aksi sosial ini dengan pihak sekolah. Harapannya, bantuan yang telah terkumpul dapat disimpan dengan baik dan direkap sebelum nantinya disalurkan kepada warga terdampak pandemi melalui Surabaya Peduli.
“Dari hasil yang terkumpul ini kita juga minta bantuan ke sekolah agar bantuan itu disimpan untuk direkap. Sebelum pada waktunya bantuan itu akan diserahkan ke pemerintah kota. Jadi selain pelajar SMP, aksi sosial ini juga diikuti SD,” ungkap dia.
Rupanya Organisasi Pelajar Surabaya (Orpes) juga mendukung aksi sosial yang sebelumnya telah dicontohkan pemkot melalui Surabaya Memanggil. Mereka pun menginisiasi aksi berupa Gerakan Pelajar Suroboyo Peduli. Wujudnya, berupa dorongan kepada seluruh pelajar SMP negeri dan swasta di Surabaya untuk peduli terhadap warga terdampak Covid-19.