
Bali, Cakrawalanews.co – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiagakan sedikitnya 144 posko siaga bencana terkait aktivitas Gunung Agung di Bali.
Menkes, Nila F. Moeloek tampa mengunjungi Pos Pengungsi Gunung Agung di GOR Swacepura Klungkung, Bali, Selasa (26/9/2017). Menurutnya, koordinasi penanganan kesehatan pengungsi di Bali sudah cukup baik.
“Yang menderita penyakit ada, kami lihat di rumah sakit untuk pelayanan dasar penyakit harian sudah ada 5.000 pasien yang mendaftar di posko. Sakit harian seperti pusing, sakit perut dan sebagainya,” kata Nila.
Nila menyatakan, dari angka itu ada yang sudah dirujuk ke rumah sakit. Yakni 3 pengungsi yang menderita pneumonia, 7 pengungsi dirujuk ke rumah sakit karena tak memungkinkan di pengungsian serta 11 orang dirujuk ke RSUP Sanglah.
“Saya kira koordinasi di Bali sudah baik. Bila perlu dari pusat akan kita bantu,” kata Nila.
Koordinasi yang dimaksud Nila adalah sistem berjenjang tindakan medis tim kesehatan di pos-pos pengungsian. Pengungsi yang sakit akan dirawat di pengungsian. Bila sakitnya parah maka dirujuk ke RSU Klungkung atau RSU Gianyar dan jika sakitnya gawat maka dirujuk ke RSUP Sanglah di Denpasar.
“Sistemnya berjenjang dan RSU Karangasem itu ada kemungkinan rumah sakitnya terdampak dan digeser ke Klungkung, Gianyar dan Denpasar. Kami ke RSU Klungkung memang agak riskan karena banyak orangtua, kalau tidak segera diungsikan itu mereka akan lebih panik,” ujar Nila.
Sehingga, lanjutnya, pengungsi yang masuk golongan rentan telah dirujuk ke rumah sakit yang lebih aman. Sementara jumlah pos-pos kesehatan dikatakan Nila sudah ada 114 titik.
“Pos-pos kesehatan di 114 titik di mana obat-obatan buffer stock dari provinsi dan kabupaten serta pusat sudah dikoordinasikan. Jadi insyaallah, obat-obatan cukup. Tenaga kesehatannya terus terang kami mesti eman-eman karena kita berapa lama ini tidak bisa diramalkan sehingga shift pergantian relawan diatur betul,” ucap Nila.
Nila menyatakan tenaga kesehatan juga akan terus ditambah seiring dengan pertumbuhan jumlah pengungsi. Nila berharap tenaga kesehatan tidak saja dari profesional, namun mahasiswa kedokteran, Poltekkes dan kesehatan masyarakat juga turut membantu.
“Kami mengerahkan tidak hanya dokter tapi juga tenaga kesehatan lain, bahkan mahasiswa kesehatan masyarakat hingga Poltekkes juga bisa membantu. Stok obat aman,” ujar Nila.(dtc/ziz)