Surabaya. Cakrawalanews.co- Ada yang menarik dari Pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Meski sama sama memakai batik namun Baju Batik AHY bermotif Suro & Boyo yang dipesan khusus sebelum datang ke Kota Surabaya.
Baju Batik AHY yang dominan warna Biru khas Partai Demokrat tersebut ternyata jika diperhatikan lebih detail terdapat deretan gambar Suro & Boyo yang juga dikenal sebagai lambang kota Surabaya.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Renville Antonio Bendahara Umum Partai Demokrat yang ikut dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa dipilihnya motif batik Suro & Boyo adalah inisiatif ketua Umum sendiri. “Karena beliau (AHY) mengapresiasi dan menghormati kota Surabaya yang memiliki kisah maupun budayanya,” jelas Renville, Kamis (26/11).
Ketum AHY, kata Renville, ingin sekali kisah dan budaya tersebut tetap abadi. Bahkan bisa menjadi kebangggaan untuk diteruskan kepada generasi saat ini dan masyarakat Surabaya secara luas. “AHY memakai batik ini seakan menunjukkan bahwa Kisah dan budaya Kota Surabaya yang baik harus dilestarikan dan disampaikan ke masyarakat Luas,” jelas Renville yang juga mengenakan batik dominan warna biru itu.
Jika diamati lebih dekat lagi, batik yang dipakai AHY adalah Batik dengan Motif Ujung Galuh atau motif hiu dan buaya menggambarkan asal usul Kota Surabaya. Surabaya sendiri berasal dari kisah Sura (hiu) dan Baya (Buaya) yang memperebutkan wilayah kekuasaan. Sura memiliki arti Jaya atau Selamat. Sedangkan Baya berarti Bahaya. Motif ini bukan hanya melambangkan keberanian melainkan juga cinta. Pasalnya di sekitar motif hiu dan buaya juga terdapat daun semanggi yang mencerminkan cinta kasih.
Tak hanya AHY yang mengenakan batik berwarna biru saat dijamu Gubernur Khofifah di Grahadi, Kamis siang (26/11). Wagub Jatim yang juga Plt Ketua DPD Partai Demokrat Jatim itu tampak memakai baju batik warna biru. Begitupun beberapa pengurus dan anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim yang hadir juga kompak mengenak batik sebagai simbol identitas kebudayaan Indonesia. (Caa)