Slawi, Cakrawalanews. Co – Aktivis Islam, organisasi kemasyarakatan Islam, tokoh Islam, menyesalkan tindakan oknum yang memasuki dan merusak Masjid Al Hidayah (berita sebelumnya tertulis musala) di Perumahan Agape, Desa Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara, Rabu (29/1/2020) malam.
Sebab apa yang dilakukan adalah merupakan tindakan penistaan yang mencederai toleransi kehidupan beragama sehingga kerukunan dan persaudaraan antar umat beragama tercoreng.
Menanggapi peristiwa tersebut, H. Arif Azman ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Tegal mendesak aparat penegak hukum untuk secepat mengambil ditindakan tegas.
Azman juga meminta pihak yang berwajib untuk tidak melakukan pembiaran terhadap para pelaku pengerusakan terhadap tempat ibabah. “Ini jelas perilaku yang akan merusak tatanan sosial dan kedamaian Oleh karena itu sekali lagi, segera ditangani dan pelakunya harus diproses secara hukum” ujarnya
Bendahara PD Muhammafiyah H. Fathin Haman menambahkan, baginya ini merupakan pelanggaran berat. Pelaku harus di tindak dan hukum harus di tegakan. Jangan sampai menunggu persoalan membesar demi tetap terjaganya persatuan kesatuan bangsa dan bingkai NKRI, ungkapnya.
Ketua PC NU Kab Tegal H. Wasari menanggapi kejadian itu berharap semua fihak untuk menahan diri sekaligus mempelajari dan melakukan visitasi untuk mengetahui kebenaran dan kronologis peristiwa tersebut.
Umat dimohon jangan mudah terprovokasi dalam menghadapi kejadian ini NU tetap mengedepankan pendekatan persuasif. Dan mencari akar masalah dan solusi yang tepat demi kondusifitas dan terjadinya intoleransi, ungkap H. Wasari.
Selama ini umat Islam menurut Muhammad Ali Zamroni tidak pernah mempermasalahkan pembangunan tempat peribatan milik non Islam. Baik itu milik umat Kristen seperti gereja atau umat agama lainnya. Padahal mereka kaum minoritas tapi tetap terjaga dan terlindungi. “Maka dengan kejadian di Minahasa kita bisa lihat bersama, jika umat Islam minoritas di suatu daerah maka mereka cenderung di dzolimi. Jadi kita bisa lihat, mana yang sebenarnya radikal dan mana yang tidak radikal” tanya M. Ali Zamroni
Untuk itu, supaya umat Islam benar-benar di perhitungkan, tidak ada jalan lain selain harus bersatu dalam sistem kekhalifahan yang di pimpin oleh seorang kholifah, sehingga ummat Islam kembali kuat dan tidak mudah untuk di adu domba atau dianiaya, tandas Ali Zamroni.
Pendapat dan pandangan lain disampaikan ketua HTI Kab Tegal, Guntur Budiarso, menurutnya kaum muslim adalah contoh terbaik bila itu berurusan dengan urusan toleransi. Tidak hanya soal agama, tapi juga soal manusia
Karena Islam menurutnya memberi batas jelas, “Bagimu agamamu, bagiku agamaku, Silakan beribadah, aku pun beribadah, kita saudara sebagai manusia. Aku tak memaksamu sesuai ibadahku, jadi kamu juga tak memaksaku” ujarnya
Dengan demikian perusakan masjid di Minahasa seharusnya tidak perlu terjadi. Namun atas kejadian tersebut aparat harus mengambil langkah yang tepat sesuai koridor hukum yang ada dan berlaku, ungkapnya (Dasuki)